- Memahami Sifat-Sifat Allah SWT: 20 Sifat Mustahil Bagi Allah Beserta Artinya
-
20 Sifat Mustahil bagi Allah
- Sifat Mustahil: Jasmani
- Sifat Mustahil: Fana’ (Kehancuran)
- Sifat Mustahil: Jumlah
- Sifat Mustahil: A’mal (Berbuat dosa)
- Sifat Mustahil: Takdir (Terpaksa)
- Sifat Mustahil: Mengalami Perubahan, 20 sifat mustahil bagi allah beserta artinya
- Sifat Mustahil: Memiliki Awal dan Akhir
- Sifat Mustahil: Kejahilan
- Sifat Mustahil: Kelemahan
- Sifat Mustahil: Kebodohan
- Sifat Mustahil: Kezaliman
- Sifat Mustahil: Kebencian
- Sifat Mustahil: Ketakutan
- Sifat Mustahil: Kebutuhan
- Sifat Mustahil: Kesalahan
- Sifat Mustahil: Kemiskinan
- Sifat Mustahil: Perubahan Kehendak
- Sifat Mustahil: Keterbatasan Ilmu
- Sifat Mustahil: Ketidakmampuan
- Sifat Mustahil: Ketergantungan
- Implikasi Pemahaman Sifat Mustahil
- Perbandingan dengan Sifat Wajib dan Jaiz
- Ringkasan Akhir
20 Sifat Mustahil Bagi Allah beserta artinya merupakan kajian penting dalam teologi Islam. Memahami sifat-sifat yang mustahil bagi Allah SWT sangat krusial untuk memperkuat keimanan dan menghindari kesesatan aqidah. Kajian ini akan menguraikan masing-masing sifat, menjelaskan artinya secara detail, dan menunjukkan mengapa sifat tersebut tidak mungkin melekat pada Allah yang Maha Sempurna. Pemahaman ini akan membangun pondasi tauhid yang kokoh dalam diri setiap muslim.
Sifat-sifat Allah SWT dibagi menjadi tiga: wajib (harus ada), mustahil (tidak mungkin ada), dan jaiz (boleh ada). Sifat wajib mencerminkan kesempurnaan Allah, sifat mustahil menunjukkan ketidakmungkinan kekurangan pada-Nya, sementara sifat jaiz menunjukkan fleksibilitas-Nya dalam tindakan tanpa mengurangi kesempurnaannya. Dengan memahami ketiganya, kita dapat mengarahkan diri pada pemahaman yang lebih utuh tentang Tuhan Yang Maha Esa.
Memahami Sifat-Sifat Allah SWT: 20 Sifat Mustahil Bagi Allah Beserta Artinya
Dalam teologi Islam, memahami sifat-sifat Allah SWT (Asma’ wa Sifat) merupakan hal yang fundamental. Pemahaman ini menjadi landasan bagi keyakinan dan praktik keagamaan seorang muslim. Sifat-sifat Allah dibagi menjadi tiga kategori utama: sifat wajib (wajib bagi Allah), sifat mustahil (mustahil bagi Allah), dan sifat jaiz (boleh bagi Allah). Penting untuk memahami perbedaan ketiganya agar tidak terjadi penyimpangan dalam aqidah (kepercayaan).
Sifat wajib adalah sifat-sifat yang mutlak ada pada Allah SWT, tidak dapat dibayangkan tanpa sifat tersebut. Sedangkan sifat mustahil adalah sifat-sifat yang sama sekali tidak mungkin ada pada Allah SWT, karena bertentangan dengan kesempurnaan-Nya. Sementara sifat jaiz adalah sifat-sifat yang boleh ada atau tidak ada pada Allah SWT, tanpa mengurangi kesempurnaan-Nya. Pemahaman yang tepat tentang ketiga kategori ini akan mencegah penafsiran yang keliru terhadap Al-Quran dan Hadits.
Sifat Wajib Allah SWT
Sifat wajib Allah SWT adalah sifat-sifat yang harus ada pada-Nya. Keberadaan sifat-sifat ini merupakan bukti kekuasaan dan kesempurnaan Allah SWT. Contohnya adalah sifat Wujud (ada), Qidam (kekal), Baqa’ (abadi), Mukholis (esa), Qudrat (berkuasa), Iradat (berkehendak), Ilmu (mengetahui), Hayat (hidup), Sama’ (mendengar), Basar (melihat), Kalam (berbicara).
Sifat Jaiz Allah SWT
Sifat jaiz Allah SWT adalah sifat-sifat yang boleh ada atau tidak ada pada-Nya tanpa mengurangi kesempurnaan-Nya. Sifat-sifat ini seringkali berkaitan dengan tindakan Allah SWT yang bersifat pilihan atau tidak wajib. Contohnya adalah tertawa, marah, turun ke langit dunia.
Perbandingan Sifat Wajib, Mustahil, dan Jaiz
Sifat | Definisi | Contoh | Penjelasan Tambahan |
---|---|---|---|
Wajib | Sifat yang mutlak ada pada Allah | Wujud (Ada) | Tanpa sifat ini, Allah SWT tidak dapat dibayangkan |
Mustahil | Sifat yang mustahil ada pada Allah | Mati | Bertentangan dengan sifat Baqa’ (abadi) |
Jaiz | Sifat yang boleh ada atau tidak ada pada Allah | Turun ke langit dunia | Tindakan Allah yang bersifat pilihan |
Wajib | Sifat yang mutlak ada pada Allah | Qudrat (Berkuasa) | Menunjukkan kekuasaan Allah yang tak terbatas |
Mustahil | Sifat yang mustahil ada pada Allah | Lemah | Bertentangan dengan sifat Qudir (Maha Kuasa) |
Jaiz | Sifat yang boleh ada atau tidak ada pada Allah | Marah | Reaksi Allah terhadap perbuatan manusia, tidak mengurangi kesempurnaan-Nya |
20 Sifat Mustahil bagi Allah

Konsep sifat mustahil bagi Allah SWT merupakan bagian penting dalam teologi Islam. Memahami sifat-sifat yang mustahil bagi-Nya membantu kita untuk lebih memahami kesempurnaan dan keesaan Allah. Dengan menelaah sifat-sifat yang tidak mungkin melekat pada-Nya, kita semakin memperteguh keyakinan akan keagungan dan kemahakuasaan-Nya. Berikut ini adalah 20 sifat mustahil bagi Allah SWT beserta penjelasannya.
Sifat Mustahil: Jasmani
Sifat jasmani berarti memiliki tubuh fisik seperti manusia atau makhluk lainnya. Allah SWT berada di luar jangkauan indera dan pemahaman manusia. Keberadaan-Nya bersifat mutlak dan transenden, melampaui segala batasan ruang dan waktu. Menyatakan Allah memiliki tubuh fisik berarti membatasi-Nya dengan sifat-sifat makhluk ciptaan-Nya.
“Allah tidak seperti sesuatu pun, dan tidak ada sesuatu pun yang seperti Allah.” (QS. Asy-Syura: 11)
Sifat Mustahil: Fana’ (Kehancuran)
Allah SWT adalah Dzat yang kekal dan abadi. Sifat fana’ atau kehancuran bertentangan dengan sifat kekal-Nya. Allah SWT tidak akan pernah mengalami perubahan, kerusakan, atau kepunahan. Keberadaan-Nya bersifat tetap dan konstan sepanjang masa.
“Dia-lah Allah, yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Mengalahkan, Yang Maha Tinggi. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Al-Hashr: 22)
Sifat Mustahil: Jumlah
Allah SWT adalah Esa, Tunggal, dan tidak terbagi. Sifat jumlah berarti memiliki bagian-bagian atau terdiri atas beberapa entitas. Ini bertentangan dengan keesaan mutlak Allah SWT. Beliau adalah satu-satunya Tuhan yang tidak memiliki sekutu dan setara.
“Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlas: 1-4)
Sifat Mustahil: A’mal (Berbuat dosa)
Allah SWT Maha Suci dari segala kekurangan dan kesalahan, termasuk berbuat dosa. Sifat a’mal atau berbuat dosa bertentangan dengan kesucian dan kesempurnaan-Nya. Allah SWT adalah sumber kebaikan dan kebenaran mutlak.
“Allah Maha Suci dan Maha Tinggi dari apa yang mereka sifatkan.” (QS. Al-Baqarah: 116)
Sifat Mustahil: Takdir (Terpaksa)
Allah SWT Maha Kuasa dan Maha Merdeka. Sifat takdir atau terpaksa berarti Allah SWT terikat oleh sesuatu di luar kehendak-Nya. Ini bertentangan dengan kebebasan dan kemerdekaan absolut Allah SWT dalam bertindak dan berkreasi.
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan dengan ukuran.” (QS. Al-Qamar: 49)
Sifat Mustahil: Mengalami Perubahan, 20 sifat mustahil bagi allah beserta artinya
Allah SWT kekal dan tidak berubah. Segala sesuatu berubah, kecuali Allah SWT. Sifat berubah berarti mengalami pergantian keadaan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Ini bertentangan dengan sifat kekal dan abadi Allah SWT.
“Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi, dan pemeliharaan keduanya tidak memberatkan-Nya. Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al-Baqarah: 255)
Sifat Mustahil: Memiliki Awal dan Akhir
Allah SWT adalah Dzat yang azali (tanpa awal) dan abadi (tanpa akhir). Memiliki awal dan akhir berarti terbatas dan memiliki batasan waktu. Ini bertentangan dengan sifat kekal dan tanpa batas Allah SWT.
Sifat Mustahil: Kejahilan
Allah SWT Maha Mengetahui segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Sifat kejahilan berarti tidak mengetahui sesuatu. Ini bertentangan dengan sifat ilmu Allah SWT yang sempurna dan meliputi segala sesuatu.
Sifat Mustahil: Kelemahan
Allah SWT Maha Kuasa dan Maha Perkasa. Sifat lemah berarti tidak mampu melakukan sesuatu. Ini bertentangan dengan sifat kekuasaan Allah SWT yang mutlak dan tak terbatas.
Sifat Mustahil: Kebodohan
Allah SWT Maha Bijaksana dan Maha Cerdas. Sifat bodoh berarti tidak memiliki pengetahuan atau pemahaman. Ini bertentangan dengan sifat hikmah dan ilmu Allah SWT yang sempurna.
Sifat Mustahil: Kezaliman
Allah SWT Maha Adil dan Maha Benar. Sifat zalim berarti melakukan ketidakadilan atau perbuatan yang menyimpang dari kebenaran. Ini bertentangan dengan sifat keadilan dan kebenaran Allah SWT yang mutlak.
Sifat Mustahil: Kebencian
Allah SWT Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Sifat benci berarti memiliki perasaan negatif terhadap sesuatu. Ini bertentangan dengan sifat kasih sayang dan rahmat Allah SWT yang meliputi segala sesuatu.
Sifat Mustahil: Ketakutan
Allah SWT Maha Berani dan Maha Gagah. Sifat takut berarti merasa gentar atau khawatir terhadap sesuatu. Ini bertentangan dengan sifat keberanian dan kekuatan Allah SWT yang mutlak.
Sifat Mustahil: Kebutuhan
Allah SWT Maha Kaya dan Maha Pemberi. Sifat butuh berarti memerlukan sesuatu dari luar diri-Nya. Ini bertentangan dengan sifat kekayaan dan kemandirian Allah SWT yang mutlak.
Sifat Mustahil: Kesalahan
Allah SWT Maha Benar dan Maha Sempurna. Sifat salah berarti melakukan kesalahan atau kekeliruan. Ini bertentangan dengan sifat kebenaran dan kesempurnaan Allah SWT yang mutlak.
Sifat Mustahil: Kemiskinan
Allah SWT Maha Kaya dan Maha Pemurah. Sifat miskin berarti kekurangan atau tidak memiliki sesuatu. Ini bertentangan dengan sifat kekayaan dan kemurahan Allah SWT yang tak terbatas.
Sifat Mustahil: Perubahan Kehendak
Allah SWT Maha Teguh dan Maha Konsisten. Sifat berubah kehendak berarti kehendak-Nya dapat berubah-ubah. Ini bertentangan dengan sifat keteguhan dan konsistensi Allah SWT yang mutlak.
Sifat Mustahil: Keterbatasan Ilmu
Allah SWT Maha Mengetahui segala sesuatu. Sifat terbatas ilmu berarti pengetahuan-Nya terbatas. Ini bertentangan dengan sifat ilmu Allah SWT yang sempurna dan meliputi segala sesuatu.
Sifat Mustahil: Ketidakmampuan
Allah SWT Maha Kuasa dan Maha Mampu. Sifat tidak mampu berarti Allah SWT tidak dapat melakukan sesuatu. Ini bertentangan dengan sifat kekuasaan Allah SWT yang mutlak dan tak terbatas.
Sifat Mustahil: Ketergantungan
Allah SWT Maha Mandiri dan Maha Merdeka. Sifat tergantung berarti Allah SWT memerlukan sesuatu dari luar diri-Nya. Ini bertentangan dengan sifat kemandirian dan kemerdekaan Allah SWT yang mutlak.
Implikasi Pemahaman Sifat Mustahil

Memahami sifat-sifat yang mustahil bagi Allah SWT memiliki implikasi yang sangat luas dan mendalam dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman ini bukan sekadar pengetahuan teoritis, melainkan fondasi bagi pembentukan akhlak mulia dan keimanan yang kokoh. Dengan menyadari batasan-batasan tersebut, kita dapat terhindar dari berbagai penyimpangan aqidah dan membangun hubungan yang lebih harmonis dengan Sang Pencipta.
Pemahaman akan sifat-sifat mustahil Allah SWT membentuk pemahaman kita tentang hakikat Tuhan yang sempurna dan Maha Esa. Hal ini menjadi landasan penting dalam memahami tauhid, yaitu keesaan Allah dalam segala aspek-Nya.
Pengaruh Pemahaman Sifat Mustahil terhadap Akhlak dan Perilaku
Pemahaman tentang sifat-sifat mustahil Allah SWT secara langsung membentuk akhlak dan perilaku seseorang. Sebagai contoh, pemahaman bahwa Allah SWT tidak mungkin zalim ( dzhulm) akan mendorong seseorang untuk bersikap adil dalam segala hal, menghindari tindakan yang merugikan orang lain, dan senantiasa berbuat baik. Sebaliknya, jika seseorang memahami Allah SWT sebagai dzat yang tidak mungkin melakukan kesalahan ( khata’), maka ia akan senantiasa berusaha untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan dirinya sendiri, karena menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Bayangkan seorang pemuda bernama Amir yang selalu merasa cemas dan putus asa ketika menghadapi kesulitan hidup. Ia merasa Allah SWT telah meninggalkannya. Namun, setelah mendalami sifat-sifat mustahil Allah SWT, khususnya sifat ‘Adl (adil) dan Raḥmān (penuh kasih sayang), Amir menyadari bahwa Allah SWT tidak mungkin menzalimi hamba-Nya. Kesulitan yang dihadapinya bukanlah bentuk hukuman, melainkan ujian yang bertujuan untuk menguji keimanan dan kesabarannya.
Pemahaman ini mengubah perspektif Amir, dari rasa putus asa menjadi keyakinan bahwa Allah SWT selalu menyertainya dan akan memberikan jalan keluar terbaik.
Pentingnya Memahami Sifat Mustahil Allah dalam Konteks Tauhid
- Mencegah Kesyirikan: Memahami sifat-sifat mustahil Allah SWT mencegah kita dari mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain (syirik). Karena hanya Allah SWT yang memiliki sifat-sifat sempurna, sementara makhluk-Nya memiliki keterbatasan.
- Memperkuat Keimanan: Pemahaman ini memperkuat keimanan karena kita semakin memahami kebesaran dan kesempurnaan Allah SWT.
- Menghindari Kesalahpahaman: Memahami sifat-sifat mustahil Allah SWT membantu kita menghindari kesalahpahaman dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits yang membahas tentang kekuasaan dan kehendak Allah SWT.
Menanggulangi Kesalahpahaman dan Penyimpangan Aqidah
Pemahaman sifat-sifat mustahil Allah SWT menjadi benteng yang kokoh dalam menanggapi kesalahpahaman atau penyimpangan aqidah. Misalnya, kelompok yang mengajarkan bahwa Allah SWT bisa melakukan kesalahan ( khata’) atau zalim ( dzhulm) dapat diluruskan dengan menjelaskan bahwa hal tersebut bertentangan dengan sifat-sifat Allah SWT yang Maha Sempurna. Dengan demikian, pemahaman ini menjadi pedoman untuk mengoreksi pemahaman yang keliru dan mengembalikan kepada aqidah yang benar.
Ringkasan Argumentasi Pentingnya Pemahaman Sifat Mustahil Allah
Pemahaman tentang sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT merupakan pilar penting dalam membangun keimanan yang kokoh. Ia mencegah penyimpangan aqidah, membentuk akhlak mulia, dan mengarahkan kita kepada pemahaman yang benar tentang Tuhan. Dengan memahami batasan-batasan ini, kita dapat menjalin hubungan yang lebih harmonis dengan Allah SWT dan hidup dengan lebih bermakna dan tenang.
Perbandingan dengan Sifat Wajib dan Jaiz
Setelah membahas 20 sifat mustahil bagi Allah SWT, penting untuk membandingkannya dengan sifat-sifat wajib dan jaiz-Nya. Perbandingan ini memperjelas gambaran tentang keesaan dan kesempurnaan Allah SWT, sekaligus membantu mencegah kesalahpahaman dan kesesatan dalam pemahaman keagamaan. Memahami perbedaan ini akan memperkuat pondasi aqidah kita.
Sifat wajib adalah sifat yang mutlak ada pada Allah, sifat jaiz adalah sifat yang boleh ada atau tidak ada pada Allah tanpa mengurangi kesempurnaan-Nya. Sedangkan sifat mustahil adalah sifat yang sama sekali tidak mungkin ada pada Allah karena bertentangan dengan kesempurnaan-Nya. Perbandingan ini akan dijelaskan lebih lanjut melalui tabel berikut.
Tabel Perbandingan Sifat Allah
Sifat Mustahil | Penjelasan Singkat | Sifat Wajib | Penjelasan Singkat |
---|---|---|---|
Mati | Allah SWT adalah Dzat yang Abadi, tidak pernah mati dan tidak akan pernah mati. | Wujud | Allah SWT senantiasa ada, keberadaannya mutlak dan kekal. |
Beranak | Allah SWT tidak beranak dan tidak diperanakkan. | Qidam | Allah SWT ada tanpa permulaan. |
Berubah | Allah SWT tetap dalam keadaannya yang sempurna, tidak berubah. | Baqa’ | Allah SWT kekal selamanya, tidak akan lenyap. |
Terbatas | Allah SWT tidak terbatas oleh ruang dan waktu. | Mukhalafatu lil-hawadis | Allah SWT berbeda dengan makhluk-Nya. |
Pengaruh Perbandingan Terhadap Pemahaman Keesaan dan Kesempurnaan Allah
Perbandingan sifat-sifat Allah SWT ini memperkuat pemahaman tentang keesaan (tauhid) dan kesempurnaan-Nya. Dengan memahami sifat-sifat yang mustahil bagi-Nya, kita semakin menyadari betapa agung dan Maha Kuasa Allah SWT. Tidak ada yang menyamai-Nya dalam segala hal. Sifat wajib menegaskan eksistensi dan keagungan-Nya yang mutlak, sementara sifat jaiz menunjukkan keluasan kekuasaan-Nya tanpa mengurangi kesempurnaan-Nya.
Pencegahan Kesesatan dalam Beragama
Pemahaman yang tepat tentang sifat-sifat Allah, termasuk sifat-sifat mustahil, sangat penting untuk mencegah kesesatan dalam beragama. Dengan mengetahui apa yang mustahil bagi Allah, kita terhindar dari penyembahan terhadap sesuatu yang bukan Allah, seperti berhala atau kekuatan alam. Hal ini juga mencegah munculnya paham-paham sesat yang menyamakan Allah dengan makhluk-Nya atau memberikan sifat-sifat makhluk kepada-Nya.
Penerapan Perbandingan dalam Menjawab Pertanyaan
Misalnya, jika ada pertanyaan tentang apakah Allah SWT bisa lelah, kita dapat menjawabnya dengan merujuk pada sifat mustahil “lelah”. Karena kelelahan merupakan sifat makhluk, maka mustahil bagi Allah SWT untuk lelah. Dengan demikian, perbandingan sifat-sifat ini memberikan landasan yang kokoh dalam menjawab berbagai pertanyaan atau keraguan seputar sifat-sifat Allah SWT dan memperkuat keimanan kita.
Ringkasan Akhir

Kesimpulannya, pemahaman mendalam tentang 20 sifat mustahil bagi Allah SWT merupakan pilar penting dalam membangun keimanan yang kokoh. Dengan memahami sifat-sifat ini, kita dapat menghindari kesalahpahaman dan penyimpangan aqidah, sekaligus memperkuat keyakinan akan kesempurnaan dan keesaan Allah SWT. Semoga uraian ini memberikan pencerahan dan menguatkan keimanan kita kepada Allah Yang Maha Kuasa.