Cuci darah seminggu 2 kali merupakan prosedur medis yang intensif, dirancang untuk membantu individu dengan gagal ginjal kronis atau kondisi medis lainnya yang memerlukan pembersihan darah secara teratur. Prosedur ini, meski menuntut, menawarkan peluang untuk meningkatkan kualitas hidup dengan menghilangkan limbah dan kelebihan cairan dari tubuh. Mari kita telusuri lebih dalam tentang prosedur, persiapan, dampak, dan perawatan pasca cuci darah dua kali seminggu.
Artikel ini akan membahas secara detail berbagai aspek cuci darah dua kali seminggu, mulai dari persiapan dan prosedur hingga efek samping dan perawatan pasca perawatan. Kita akan membandingkan frekuensi ini dengan jadwal yang lebih jarang, mengidentifikasi kondisi yang membutuhkannya, dan mengeksplorasi perkembangan teknologi terbaru dalam bidang ini. Tujuannya adalah memberikan pemahaman komprehensif dan membantu pasien serta keluarga mereka dalam menghadapi tantangan dan peluang yang terkait dengan terapi ini.
Frekuensi Cuci Darah
Cuci darah, atau hemodialisis, merupakan prosedur medis vital bagi individu dengan gagal ginjal. Frekuensi sesi cuci darah bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan pasien dan tingkat keparahan penyakit ginjal. Artikel ini akan membahas secara spesifik mengenai cuci darah dua kali seminggu, termasuk prosedurnya, perbandingan dengan jadwal yang lebih jarang, indikasi medis, manfaat dan risikonya, serta hal-hal penting yang perlu diperhatikan pasien.
Prosedur cuci darah dua kali seminggu umumnya berlangsung selama 3-4 jam per sesi, dua kali dalam seminggu, biasanya dengan jeda beberapa hari di antara sesi. Pasien akan dihubungkan ke mesin dialisis melalui akses vaskular, seperti fistula arteriovena atau kateter. Mesin tersebut akan menyaring darah, membuang limbah dan kelebihan cairan dari tubuh, kemudian mengembalikan darah yang telah dibersihkan ke dalam tubuh.
Proses ini membantu menjaga keseimbangan elektrolit dan mencegah komplikasi yang terkait dengan penumpukan racun dalam darah.
Prosedur Cuci Darah Dua Kali Seminggu
Secara umum, prosedur cuci darah dua kali seminggu mengikuti langkah-langkah yang sama dengan cuci darah yang dilakukan dengan frekuensi lainnya. Perbedaan utama terletak pada frekuensi pelaksanaan. Sebelum memulai sesi, perawat akan memeriksa tekanan darah, suhu tubuh, dan berat badan pasien. Kemudian, akses vaskular akan disiapkan dan dihubungkan ke mesin dialisis. Selama proses dialisis, perawat akan memonitor tekanan darah, aliran darah, dan tanda-tanda vital lainnya.
Setelah sesi selesai, akses vaskular akan dilepas dan dibersihkan. Pasien akan dipantau selama beberapa waktu sebelum diperbolehkan pulang.
Perbandingan Jadwal Cuci Darah Dua Kali Seminggu dengan Jadwal yang Lebih Jarang
Cuci darah tiga kali seminggu umumnya memberikan hasil yang lebih baik dalam mengontrol kadar limbah dan cairan dalam tubuh dibandingkan dengan jadwal dua kali seminggu. Namun, jadwal dua kali seminggu tetap efektif bagi sebagian pasien, terutama jika kondisi kesehatannya memungkinkan dan tingkat keparahan gagal ginjalnya terkontrol dengan baik. Jadwal yang lebih jarang, misalnya sekali seminggu, mungkin hanya cocok untuk kasus-kasus tertentu dan memerlukan pemantauan ketat oleh tim medis.
Kondisi Medis yang Memerlukan Cuci Darah Dua Kali Seminggu
Beberapa kondisi medis yang mungkin memerlukan cuci darah dua kali seminggu termasuk gagal ginjal stadium lanjut dengan akumulasi racun yang signifikan, hiperkalemia (kadar kalium darah tinggi) yang sulit dikendalikan, kelebihan cairan yang signifikan, dan komplikasi lain yang membutuhkan pembersihan darah yang lebih sering. Keputusan mengenai frekuensi cuci darah selalu disesuaikan dengan kondisi individu pasien dan ditentukan oleh tim medis yang merawat.
Manfaat dan Risiko Cuci Darah Dua Kali Seminggu
Manfaat | Risiko |
---|---|
Mengurangi penumpukan racun dan limbah dalam darah | Hipotensi (tekanan darah rendah) |
Mengontrol keseimbangan cairan dan elektrolit | Mual dan muntah |
Meningkatkan kualitas hidup pasien dengan gagal ginjal | Kram otot |
Mencegah komplikasi yang terkait dengan gagal ginjal | Infeksi pada akses vaskular |
Poin-Poin Penting untuk Pasien Cuci Darah Dua Kali Seminggu
- Ikuti jadwal cuci darah dengan ketat.
- Konsumsi makanan sesuai dengan diet yang dianjurkan oleh dokter.
- Minum cukup air, kecuali jika dokter menyarankan sebaliknya.
- Pantau berat badan dan laporkan perubahan yang signifikan kepada dokter.
- Perhatikan tanda-tanda dan gejala komplikasi, seperti mual, muntah, pusing, dan sesak napas, dan segera hubungi dokter jika terjadi.
- Jaga kebersihan akses vaskular untuk mencegah infeksi.
- Berkomunikasi secara terbuka dengan tim medis tentang kondisi kesehatan Anda.
Persiapan dan Prosedur Cuci Darah: Cuci Darah Seminggu 2 Kali
Cuci darah, atau hemodialisis, merupakan prosedur medis yang memerlukan persiapan matang dan pemahaman yang baik tentang prosesnya. Keberhasilan terapi ini sangat bergantung pada persiapan pasien dan keahlian tim medis. Berikut uraian detail mengenai persiapan dan prosedur cuci darah.
Langkah-langkah Persiapan Sebelum Cuci Darah
Sebelum menjalani sesi cuci darah, beberapa persiapan penting perlu dilakukan untuk memastikan kenyamanan dan keamanan pasien. Persiapan ini meliputi aspek fisik dan mental.
- Menghindari Makanan dan Minuman Tertentu: Pasien mungkin diminta untuk membatasi asupan cairan dan makanan tinggi kalium serta fosfor beberapa jam sebelum cuci darah. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan proses penyaringan racun dalam darah.
- Memeriksa Tekanan Darah dan Berat Badan: Pengukuran tekanan darah dan berat badan dilakukan untuk memantau kondisi pasien dan menyesuaikan prosedur cuci darah.
- Membawa Obat-obatan: Pasien perlu membawa daftar obat-obatan yang dikonsumsi secara rutin, termasuk dosis dan jadwalnya. Informasi ini penting bagi tim medis untuk menghindari interaksi obat yang merugikan.
- Persiapan Mental: Menjaga ketenangan dan mengurangi kecemasan sangat penting. Berbicara dengan tim medis atau keluarga dapat membantu meredakan ketegangan sebelum prosedur.
Prosedur Cuci Darah
Proses cuci darah melibatkan beberapa tahapan yang dilakukan oleh tim medis terlatih. Keseluruhan prosedur dirancang untuk menyaring darah dan membuang zat-zat sisa metabolisme yang menumpuk di dalam tubuh.
- Penyambungan Akses Vaskular: Jarum khusus disambungkan ke akses vaskular (fisula, graft, atau kateter) pada lengan atau kaki pasien. Proses ini memungkinkan darah untuk mengalir keluar dan masuk ke mesin dialisis.
- Proses Dialisis: Darah dialirkan melalui mesin dialisis yang mengandung filter khusus (dialyzer). Di dalam dialyzer, darah disaring untuk membuang racun, kelebihan cairan, dan elektrolit yang berlebihan. Cairan dialisis yang steril dan seimbang digunakan untuk mengganti zat-zat yang hilang dari darah.
- Pemantauan: Selama proses dialisis, tekanan darah, detak jantung, dan saturasi oksigen pasien dipantau secara ketat oleh tim medis. Hal ini untuk mendeteksi dan mengatasi setiap kemungkinan komplikasi.
- Pemisahan Akses Vaskular: Setelah proses dialisis selesai, jarum dilepaskan dari akses vaskular, dan area penyuntikan diberi perawatan untuk mencegah infeksi.
Peralatan dan Perlengkapan Cuci Darah
Prosedur cuci darah memerlukan peralatan dan perlengkapan medis yang steril dan canggih. Keamanan dan efektivitas proses ini bergantung pada kualitas dan perawatan peralatan tersebut.
- Mesin Dialisis: Mesin ini mengatur aliran darah, cairan dialisis, dan proses penyaringan.
- Dialyzer (Filter): Komponen utama yang menyaring darah dan membuang zat-zat sisa metabolisme.
- Jarum dan Selang: Digunakan untuk menyambungkan akses vaskular ke mesin dialisis.
- Cairan Dialisis: Cairan steril yang digunakan untuk mengganti zat-zat yang hilang dari darah selama proses penyaringan.
- Monitor Tekanan Darah dan Detak Jantung: Alat untuk memantau kondisi pasien selama proses dialisis.
Proses Penyambungan dan Pemisahan Akses Vaskular
Akses vaskular merupakan jalur penting untuk menghubungkan sistem peredaran darah pasien dengan mesin dialisis. Proses penyambungan dan pemisahannya harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari komplikasi.
Penyambungan dilakukan dengan menusukkan dua jarum ke dalam akses vaskular, satu untuk mengalirkan darah ke mesin dialisis dan satu lagi untuk mengembalikan darah yang telah disaring ke tubuh. Proses ini dilakukan oleh perawat atau teknisi medis terlatih. Pemisahan dilakukan setelah proses dialisis selesai, dengan hati-hati melepaskan jarum dan menutup area penusukan dengan perban steril.
Pengalaman Pasien Selama Cuci Darah
“Awalnya, saya merasa cemas dan takut dengan prosedur cuci darah. Namun, tim medis sangat ramah dan menjelaskan semuanya dengan detail. Selama prosesnya, saya merasa cukup nyaman, meskipun terkadang ada sedikit rasa tidak nyaman di area akses vaskular. Setelah beberapa sesi, saya sudah terbiasa dan merasa lebih tenang.”
Dampak dan Efek Samping
Cuci darah, atau hemodialisis, merupakan prosedur penyelamat nyawa bagi penderita gagal ginjal. Meskipun efektif dalam membersihkan darah dari racun dan kelebihan cairan, frekuensi cuci darah dua kali seminggu, meski umum, dapat menimbulkan berbagai dampak dan efek samping, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Memahami potensi efek samping ini dan strategi pengelolaannya sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Efek Samping Jangka Pendek Cuci darah
Efek samping jangka pendek umumnya muncul selama atau segera setelah sesi cuci darah. Intensitasnya bervariasi antar individu dan bergantung pada kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Beberapa efek samping yang sering terjadi meliputi:
- Hipotensi (tekanan darah rendah): Ini merupakan efek samping yang umum, disebabkan oleh pengeluaran cairan tubuh yang cepat selama proses dialisis.
- Mual dan muntah: Reaksi ini bisa dipicu oleh perubahan keseimbangan elektrolit dalam tubuh atau respon terhadap material dialisis.
- Kram otot: Terjadi akibat ketidakseimbangan elektrolit, khususnya kalium.
- Pusing dan kelelahan: Penurunan tekanan darah dan perubahan keseimbangan cairan dapat menyebabkan pusing dan kelelahan pasca dialisis.
- Gatal-gatal: Beberapa pasien mengalami reaksi alergi ringan terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam proses dialisis.
Efek Samping Jangka Panjang Cuci Darah
Efek samping jangka panjang cuci darah dua kali seminggu dapat muncul secara bertahap dan memengaruhi berbagai sistem tubuh. Penting untuk memantau dan mengelola efek samping ini untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Beberapa di antaranya meliputi:
- Anemia: Cuci darah dapat menyebabkan penurunan produksi sel darah merah.
- Penumpukan amiloid: Protein abnormal yang dapat menumpuk di organ dan jaringan, menyebabkan kerusakan organ.
- Gangguan tulang dan mineral: Ketidakseimbangan mineral seperti kalsium dan fosfor dapat menyebabkan penyakit tulang metabolik.
- Penurunan fungsi jantung: Beban pada jantung meningkat karena harus memompa darah melawan resistensi akses vaskular.
- Peradangan pembuluh darah: Akses vaskular, seperti fistula arteriovena, dapat mengalami peradangan dan infeksi.
Strategi Manajemen untuk Meminimalisir Efek Samping Cuci Darah
Berbagai strategi dapat diterapkan untuk meminimalisir efek samping cuci darah. Kerja sama yang erat antara pasien, dokter, dan tim medis sangat penting dalam proses ini.
- Monitoring ketat kondisi pasien: Pemeriksaan tekanan darah, berat badan, dan elektrolit secara teratur sangat penting.
- Penyesuaian dosis dan jenis dialisat: Dokter dapat menyesuaikan dosis dan jenis cairan dialisis untuk meminimalisir efek samping.
- Penggunaan obat-obatan: Obat-obatan seperti antihipertensi, antiemetik, dan suplemen dapat membantu mengatasi efek samping.
- Perawatan akses vaskular: Perawatan yang tepat pada akses vaskular dapat mencegah infeksi dan komplikasi.
- Pendidikan pasien: Pengetahuan yang baik tentang proses cuci darah dan efek sampingnya dapat membantu pasien dalam mengelola kondisinya.
Perubahan Gaya Hidup yang Direkomendasikan untuk Pasien Cuci Darah
Perubahan gaya hidup yang tepat dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien dan meminimalisir efek samping cuci darah. Berikut beberapa perubahan yang direkomendasikan:
- Mengatur asupan cairan: Membatasi asupan cairan sesuai anjuran dokter untuk mencegah penumpukan cairan.
- Mengatur pola makan: Mengikuti diet rendah kalium, fosfor, dan natrium.
- Meningkatkan aktivitas fisik: Olahraga teratur sesuai kemampuan tubuh untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.
- Istirahat yang cukup: Tidur yang cukup penting untuk membantu tubuh pulih dari proses dialisis.
- Mengelola stres: Stres dapat memperburuk kondisi kesehatan, sehingga penting untuk mengelola stres dengan baik.
Pengaruh Diet terhadap Efek Samping Cuci Darah
Diet memainkan peran penting dalam mengelola efek samping cuci darah. Diet yang tepat dapat membantu mengontrol kadar elektrolit, mengurangi beban ginjal, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Contohnya, diet rendah kalium dapat membantu mencegah kram otot, sementara diet rendah fosfor dapat membantu mencegah gangguan tulang dan mineral.
Sebagai contoh, pasien mungkin perlu membatasi konsumsi pisang, kentang, dan tomat karena kandungan kaliumnya yang tinggi. Demikian pula, konsumsi produk susu dan daging perlu dikontrol karena kandungan fosfornya. Konsultasi dengan ahli gizi sangat penting untuk menyusun rencana diet yang sesuai dengan kebutuhan individu.
Perawatan Pasca Cuci Darah
Menjalani cuci darah secara rutin membutuhkan komitmen yang tinggi, tidak hanya selama proses dialisis, tetapi juga dalam perawatan pasca-cuci darah. Perawatan yang tepat setelah sesi dialisis sangat penting untuk menjaga kesehatan dan meminimalkan risiko komplikasi. Panduan ini akan memberikan informasi penting tentang perawatan diri setelah cuci darah, termasuk panduan nutrisi dan tanda-tanda yang perlu diwaspadai.
Perawatan Diri Setelah Cuci Darah
Setelah menjalani cuci darah, tubuh membutuhkan waktu untuk pulih. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan adalah:
- Istirahat yang cukup. Tubuh Anda telah melalui proses yang cukup berat, sehingga istirahat sangat penting untuk pemulihan.
- Minum cukup air. Cuci darah dapat menyebabkan dehidrasi, jadi pastikan Anda mengganti cairan yang hilang dengan minum air putih yang cukup.
- Pantau tekanan darah dan berat badan. Perubahan signifikan pada keduanya perlu dilaporkan kepada dokter.
- Perhatikan area akses fistula atau graft. Jaga kebersihan dan hindari tekanan pada area tersebut.
- Konsumsi makanan bergizi sesuai dengan panduan dokter atau ahli gizi.
Tanda dan Gejala yang Memerlukan Perhatian Medis
Meskipun perawatan pasca-cuci darah sudah dilakukan dengan baik, beberapa tanda dan gejala berikut memerlukan perhatian medis segera:
- Demam tinggi (di atas 38°C).
- Sakit kepala hebat dan tiba-tiba.
- Mual dan muntah yang hebat.
- Sesak napas yang berat.
- Bengkak pada area akses fistula atau graft, disertai rasa nyeri atau kemerahan.
- Perubahan warna atau suhu kulit di sekitar area akses.
Panduan Makanan untuk Pasien Cuci Darah
Nutrisi yang tepat sangat penting bagi pasien cuci darah. Konsultasikan dengan ahli gizi untuk membuat rencana makan yang sesuai dengan kondisi Anda. Berikut contoh panduan umum, namun perlu disesuaikan dengan kebutuhan individu:
Makanan | Kandungan Gizi Utama | Batasan/Keterangan | Contoh Porsi |
---|---|---|---|
Sayuran Hijau | Vitamin, Mineral, Serat | Konsumsi dalam jumlah cukup, hindari sayuran tinggi kalium jika kadar kalium tinggi | 1 cangkir bayam rebus |
Buah-buahan (terbatas) | Vitamin, Mineral | Batasi konsumsi buah tinggi kalium seperti pisang dan alpukat, pilih buah rendah kalium seperti apel dan pir | Setengah buah apel sedang |
Protein tanpa lemak | Protein | Penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel, pilih sumber protein rendah fosfor | 100 gram dada ayam tanpa kulit |
Biji-bijian | Karbohidrat, Serat | Pilih biji-bijian utuh, batasi konsumsi jika kadar fosfor tinggi | Setengah cangkir beras merah |
Pentingnya Istirahat dan Pemulihan
Istirahat yang cukup setelah sesi cuci darah sangat penting untuk pemulihan tubuh dan mencegah kelelahan. Tubuh Anda telah bekerja keras selama proses dialisis, dan istirahat yang cukup akan membantu Anda merasa lebih baik dan mempersiapkan diri untuk aktivitas sehari-hari. Jangan ragu untuk tidur siang atau beristirahat jika Anda merasa lelah.
Alternatif dan Perkembangan Teknologi
Cuci darah, atau dialisis, merupakan prosedur penyelamat jiwa bagi banyak penderita gagal ginjal. Namun, pengembangan teknologi dan penemuan alternatif pengobatan terus berlanjut, menawarkan harapan baru dan peningkatan kualitas hidup bagi pasien. Berikut ini beberapa alternatif dan perkembangan teknologi terkini di bidang dialisis.
Alternatif Pengobatan Gagal Ginjal
Selain cuci darah (hemodialisis dan dialisis peritoneal), terdapat beberapa alternatif pengobatan gagal ginjal, meskipun ketersediaannya dan kesesuaiannya bergantung pada kondisi pasien dan tingkat keparahan penyakit. Beberapa diantaranya berfokus pada memperlambat perkembangan penyakit ginjal atau mengelola gejala.
- Terapi Medikamentosa: Obat-obatan tertentu dapat membantu mengontrol tekanan darah tinggi, mengurangi peradangan, dan memperlambat kerusakan ginjal. Ini seringkali menjadi bagian penting dari rencana perawatan komprehensif.
- Diet dan Gaya Hidup Sehat: Mengontrol asupan natrium, kalium, dan fosfor dalam makanan, serta menjaga berat badan ideal dan rutin berolahraga, dapat membantu mengurangi beban kerja ginjal dan memperlambat perkembangan penyakit.
- Transplantasi Ginjal: Transplantasi ginjal merupakan pilihan pengobatan yang ideal bagi pasien yang memenuhi kriteria. Ginjal yang sehat dari donor yang kompatibel akan ditransplantasikan, mengembalikan fungsi ginjal dan meningkatkan kualitas hidup secara signifikan. Namun, ketersediaan donor ginjal seringkali menjadi kendala.
Perkembangan Teknologi dalam Prosedur Cuci Darah
Teknologi cuci darah telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Perkembangan ini berfokus pada peningkatan efisiensi, kenyamanan, dan keamanan prosedur.
- Dialisis Online Hemodialysis (OLHD): Sistem ini memungkinkan pengambilan dan pembuangan darah secara terus menerus selama 24 jam, menghasilkan penghapusan racun yang lebih efisien dan mengurangi beban kerja jantung.
- Sistem Dialisis Portabel: Perkembangan teknologi telah menghasilkan mesin dialisis yang lebih kecil dan portabel, memungkinkan pasien untuk menjalani perawatan di rumah atau di tempat-tempat lain di luar pusat dialisis. Hal ini memberikan fleksibilitas dan kemandirian yang lebih besar.
- Biomaterial Canggih: Penggunaan biomaterial canggih dalam pembuatan filter dialisis (dialyzer) telah meningkatkan biokompatibilitas dan mengurangi risiko komplikasi seperti peradangan dan pembekuan darah.
Peningkatan Kualitas Hidup Pasien dengan Teknologi Baru, Cuci darah seminggu 2 kali
Teknologi baru dalam cuci darah berpotensi meningkatkan kualitas hidup pasien secara signifikan.
- Lebih Banyak Waktu Luang: Sistem dialisis yang lebih efisien dan portabel membebaskan pasien dari ketergantungan pada jadwal perawatan yang ketat di pusat dialisis, memungkinkan mereka untuk lebih fokus pada aktivitas sehari-hari dan pekerjaan.
- Pengurangan Risiko Komplikasi: Biomaterial canggih dan teknik dialisis yang lebih canggih mengurangi risiko komplikasi seperti infeksi, peradangan, dan masalah kardiovaskular.
- Peningkatan Kualitas Tidur: Dengan dialisis online, penghapusan racun yang lebih konsisten dapat meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi kelelahan yang sering dialami pasien dialisis.
Tantangan dan Peluang dalam Pengembangan Teknologi Cuci Darah
Meskipun perkembangan teknologi menawarkan harapan besar, tetap ada tantangan yang perlu diatasi.
- Biaya: Teknologi baru seringkali mahal, membuat aksesibilitas menjadi kendala bagi sebagian pasien.
- Ketersediaan: Teknologi canggih mungkin belum tersedia secara luas di semua wilayah.
- Penelitian dan Pengembangan: Penelitian berkelanjutan diperlukan untuk mengembangkan teknologi yang lebih aman, efisien, dan terjangkau.
Namun, peluang untuk inovasi masih sangat besar. Pengembangan teknologi yang lebih personal, prediktif, dan berbasis data besar (big data) dapat merevolusi perawatan dialisis di masa depan.
Penelitian Terbaru di Bidang Cuci Darah
Penelitian terkini fokus pada beberapa area kunci untuk meningkatkan perawatan dialisis.
- Pengembangan dialyzer yang lebih biokompatibel: Menciptakan filter dialisis yang meminimalkan reaksi imun dan peradangan.
- Penelitian tentang regenerasi ginjal: Mengeksplorasi kemungkinan untuk meregenerasi sel-sel ginjal yang rusak atau mengembangkan ginjal buatan.
- Pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI): Menggunakan AI untuk memprediksi dan mencegah komplikasi dialisis, serta mempersonalisasi perawatan.
Penutup
Cuci darah seminggu dua kali, meskipun menuntut, menawarkan jalan bagi individu dengan gagal ginjal untuk menjalani hidup yang lebih sehat dan bermakna. Dengan pemahaman yang baik tentang prosedur, persiapan, perawatan pasca perawatan, dan potensi efek samping, pasien dapat berpartisipasi aktif dalam pengelolaan kesehatannya. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan tim medis untuk mendapatkan perawatan yang dipersonalisasi dan memaksimalkan manfaat dari terapi ini.
Perkembangan teknologi terus meningkatkan efisiensi dan kenyamanan cuci darah, menawarkan harapan untuk masa depan yang lebih baik bagi pasien di seluruh dunia.