-
Dampak Penyalahgunaan Nafza terhadap Sistem Saraf
- Mekanisme Kerja Nafza dan Kerusakan Jangka Panjang pada Sistem Saraf, Salah satu pengaruh jangka panjang terhadap fisik pengguna nafza adalah
- Perubahan Neurokimiawi di Otak Akibat Penggunaan Nafza Kronis
- Dampak Spesifik Berbagai Jenis Nafza terhadap Fungsi Kognitif
- Perbandingan Efek Jangka Panjang Berbagai Jenis Nafza terhadap Sistem Saraf Pusat
- Ilustrasi Kerusakan Sel Saraf Akibat Penggunaan Jangka Panjang Kokain
-
Gangguan Kardiovaskular Akibat Penggunaan Nafza
- Pengaruh Nafza terhadap Tekanan Darah dan Detak Jantung
- Risiko Penyakit Jantung Koroner dan Stroke Akibat Penyalahgunaan Nafza
- Nafza sebagai Penyebab Aritmia dan Gagal Jantung
- Mekanisme Kerusakan Pembuluh Darah Akibat Penggunaan Jangka Panjang Metamfetamin
- Contoh Kasus Kerusakan Kardiovaskular Akibat Penyalahgunaan Nafza
- Efek Nafza terhadap Sistem Pernapasan
- Dampak Nafza terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut
- Penuaan Dini Akibat Penggunaan Nafza: Salah Satu Pengaruh Jangka Panjang Terhadap Fisik Pengguna Nafza Adalah
- Ringkasan Akhir
Salah satu pengaruh jangka panjang terhadap fisik pengguna nafza adalah penuaan dini. Penggunaan narkoba secara kronis dapat mempercepat proses penuaan, memunculkan berbagai masalah kesehatan yang biasanya muncul di usia lanjut. Mulai dari perubahan kulit dan rambut hingga gangguan fungsi organ, dampaknya cukup signifikan dan berdampak buruk pada kualitas hidup. Mari kita telusuri lebih dalam bagaimana zat-zat adiktif ini dapat menyebabkan tubuh menua lebih cepat dari seharusnya.
Penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA) memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan fisik. Salah satu dampak jangka panjang yang paling terlihat adalah penuaan dini. Proses ini terjadi karena NAPZA mengganggu berbagai fungsi tubuh, mulai dari sistem saraf hingga sistem kardiovaskular, sehingga menyebabkan kerusakan sel dan organ yang lebih cepat. Akibatnya, pengguna NAPZA akan mengalami berbagai gejala penuaan seperti keriput, rambut menipis, dan penurunan fungsi organ jauh sebelum usia seharusnya.
Dampak Penyalahgunaan Nafza terhadap Sistem Saraf
Penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (nafza) memiliki dampak jangka panjang yang signifikan terhadap sistem saraf. Efeknya bervariasi tergantung jenis nafza, frekuensi penggunaan, dan faktor individu. Kerusakan ini dapat bersifat progresif dan irreversible, mengakibatkan gangguan fungsi kognitif, perilaku, dan fisik yang serius.
Mekanisme Kerja Nafza dan Kerusakan Jangka Panjang pada Sistem Saraf, Salah satu pengaruh jangka panjang terhadap fisik pengguna nafza adalah
Nafza bekerja dengan mengganggu fungsi normal neurotransmiter, yaitu zat kimia yang berperan dalam transmisi sinyal antar sel saraf. Beberapa nafza meniru neurotransmiter alami, mengikat reseptor dan memicu pelepasan berlebihan neurotransmiter lain, sementara yang lain memblokir reseptor atau menghambat pelepasan neurotransmiter. Penggunaan kronis menyebabkan perubahan adaptasi dalam sistem saraf, termasuk downregulation reseptor dan perubahan jalur sinyal. Proses ini dapat mengakibatkan kerusakan sel saraf (neuron), kematian sel, dan perubahan struktur otak yang permanen.
Perubahan Neurokimiawi di Otak Akibat Penggunaan Nafza Kronis
Penggunaan nafza kronis menyebabkan perubahan neurokimiawi yang kompleks di otak. Misalnya, penggunaan kokain dapat menyebabkan penurunan jumlah dopamin, neurotransmiter yang terkait dengan rasa senang dan penghargaan. Hal ini dapat menyebabkan depresi, anhedonia (kehilangan kemampuan untuk merasakan kesenangan), dan keinginan kuat untuk menggunakan kokain kembali. Penggunaan opioid kronis dapat menyebabkan penurunan produksi endorfin alami tubuh, sehingga individu menjadi sangat bergantung pada opioid untuk mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan.
Dampak Spesifik Berbagai Jenis Nafza terhadap Fungsi Kognitif
Berbagai jenis nafza memiliki dampak spesifik terhadap fungsi kognitif. Stimulan seperti kokain dan amfetamin dapat menyebabkan gangguan perhatian, kesulitan berkonsentrasi, dan impulsivitas. Depresan seperti alkohol dan benzodiazepin dapat menyebabkan penurunan memori, kesulitan dalam pengambilan keputusan, dan gangguan bicara. Halusinogen seperti LSD dan psilosibin dapat menyebabkan gangguan persepsi, halusinasi, dan perubahan pemikiran yang tidak biasa. Kanabis, meskipun dianggap kurang berbahaya dibandingkan dengan beberapa nafza lain, juga dapat menyebabkan gangguan memori, kesulitan dalam pemrosesan informasi, dan penurunan fungsi kognitif eksekutif jika digunakan secara kronis.
Perbandingan Efek Jangka Panjang Berbagai Jenis Nafza terhadap Sistem Saraf Pusat
Jenis Nafza | Efek Jangka Pendek | Efek Jangka Panjang pada Sistem Saraf | Contoh Gejala |
---|---|---|---|
Kokain | Euforia, peningkatan energi, peningkatan kewaspadaan | Kerusakan neuron dopaminergik, gangguan kognitif, peningkatan risiko penyakit jantung | Depresi, anhedonia, paranoia, serangan jantung |
Heroin | Euforia, relaksasi, mengurangi rasa sakit | Toleransi dan ketergantungan, kerusakan sistem pernapasan, kerusakan kognitif | Overdosis, depresi pernapasan, gangguan kognitif |
Alkohol | Relaksasi, euforia, penurunan inhibisi | Kerusakan sel saraf, sirosis hati, gangguan kognitif, neuropati perifer | Kehilangan memori, masalah koordinasi, kerusakan hati |
Ilustrasi Kerusakan Sel Saraf Akibat Penggunaan Jangka Panjang Kokain
Penggunaan kokain jangka panjang menyebabkan peningkatan pelepasan dopamin yang berlebihan. Kondisi ini memicu downregulation reseptor dopamin, artinya sel saraf menjadi kurang sensitif terhadap dopamin. Akibatnya, otak membutuhkan lebih banyak kokain untuk mencapai efek yang sama, yang mengarah pada toleransi dan ketergantungan. Selain itu, kelebihan dopamin dapat menyebabkan kerusakan oksidatif pada sel saraf, yang menyebabkan kematian sel dan mengganggu jalur sinyal saraf.
Secara mikroskopis, dapat terlihat degenerasi dendrit dan akson, penurunan jumlah sinapsis, dan peradangan di otak. Secara keseluruhan, hal ini mengganggu kemampuan otak untuk berkomunikasi secara efektif, mengakibatkan berbagai masalah kognitif dan perilaku.
Gangguan Kardiovaskular Akibat Penggunaan Nafza
Penggunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (nafza) secara jangka panjang dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius, salah satunya adalah gangguan kardiovaskular. Efek negatif ini dapat memengaruhi sistem jantung dan pembuluh darah, meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, stroke, dan masalah jantung lainnya. Pemahaman yang mendalam tentang mekanisme kerusakan ini penting untuk pencegahan dan penanganan yang efektif.
Pengaruh Nafza terhadap Tekanan Darah dan Detak Jantung
Nafza dapat menyebabkan perubahan drastis pada tekanan darah dan detak jantung. Beberapa jenis nafza, seperti metamfetamin, dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung secara signifikan, bahkan hingga menyebabkan hipertensi dan takikardia. Efek ini disebabkan oleh stimulasi sistem saraf simpatik, yang memicu pelepasan hormon stres seperti adrenalin, sehingga jantung bekerja lebih keras dan pembuluh darah menyempit. Kondisi ini, jika berlangsung kronis, dapat melemahkan jantung dan meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah.
Risiko Penyakit Jantung Koroner dan Stroke Akibat Penyalahgunaan Nafza
Penggunaan nafza kronis meningkatkan risiko penyakit jantung koroner (PJK) dan stroke. Hipertensi dan kerusakan pembuluh darah yang dipicu oleh nafza dapat menyebabkan penumpukan plak pada arteri koroner, menyempitkan aliran darah ke jantung. Hal ini dapat memicu serangan jantung. Selain itu, peningkatan tekanan darah dan kerusakan pembuluh darah juga meningkatkan risiko stroke, baik stroke iskemik (penyumbatan pembuluh darah otak) maupun stroke hemoragik (pendarahan di otak).
Nafza sebagai Penyebab Aritmia dan Gagal Jantung
Nafza dapat mengganggu ritme jantung normal, menyebabkan aritmia. Aritmia dapat berupa detak jantung yang terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat (bradikardia), atau tidak teratur. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala seperti palpitasi, pusing, dan sesak napas. Dalam kasus yang parah, aritmia dapat menyebabkan gagal jantung, di mana jantung tidak mampu memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Mekanisme Kerusakan Pembuluh Darah Akibat Penggunaan Jangka Panjang Metamfetamin
- Vasokonstriksi: Metamfetamin menyebabkan penyempitan pembuluh darah, mengurangi aliran darah dan meningkatkan tekanan darah.
- Inflamasi: Penggunaan metamfetamin memicu peradangan pada dinding pembuluh darah, merusak lapisan endotel.
- Oksidasi: Metamfetamin meningkatkan produksi radikal bebas, yang merusak sel-sel pembuluh darah.
- Trombosis: Metamfetamin meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah (trombosis), yang dapat menyumbat pembuluh darah.
- Aterosklerosis: Kerusakan pada dinding pembuluh darah akibat metamfetamin mempercepat proses aterosklerosis (penumpukan plak pada dinding arteri).
Contoh Kasus Kerusakan Kardiovaskular Akibat Penyalahgunaan Nafza
Seorang pasien berusia 40 tahun dengan riwayat penyalahgunaan metamfetamin selama 15 tahun mengalami serangan jantung. Pemeriksaan medis menunjukkan kerusakan signifikan pada arteri koronernya, disertai dengan hipertensi dan aritmia. Pasien tersebut mengalami nyeri dada hebat, sesak napas, dan kelemahan. Setelah menjalani angiografi koroner, ditemukan penyempitan arteri koroner yang signifikan, yang memerlukan pemasangan stent untuk membuka sumbatan. Kasus ini menunjukkan bagaimana penyalahgunaan metamfetamin dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan kardiovaskular yang serius dan mengancam jiwa.
Efek Nafza terhadap Sistem Pernapasan
Penggunaan napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif) memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan, khususnya sistem pernapasan. Berbagai jenis napza, melalui mekanisme yang berbeda, dapat merusak fungsi paru-paru dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan jangka panjang yang serius. Berikut ini akan diuraikan beberapa efek tersebut.
Paparan jangka panjang terhadap asap rokok, ganja, atau inhalasi zat-zat tertentu yang terkandung dalam napza dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada sistem pernapasan. Kerusakan ini tidak hanya terbatas pada saluran pernapasan bagian atas, tetapi juga meluas ke alveoli, kantung udara kecil di paru-paru yang bertanggung jawab untuk pertukaran oksigen dan karbon dioksida.
Kerusakan Fungsi Paru-paru oleh Berbagai Jenis Nafza
Berbagai jenis napza memiliki mekanisme yang berbeda dalam merusak fungsi paru-paru. Rokok, misalnya, mengandung ribuan zat kimia berbahaya yang bersifat iritan dan karsinogenik, menyebabkan peradangan kronis pada saluran napas dan merusak alveoli. Ganja, meskipun sering dianggap lebih “aman” daripada tembakau, juga mengandung zat-zat yang dapat merusak paru-paru, terutama jika dihisap secara teratur dalam jumlah besar. Inhalasi kokain atau heroin juga dapat menyebabkan kerusakan langsung pada jaringan paru-paru dan meningkatkan risiko infeksi.
Selain itu, beberapa jenis napza dapat menekan sistem imun, meningkatkan kerentanan terhadap infeksi saluran pernapasan.
Dampak Jangka Panjang terhadap Sistem Pernapasan
Penggunaan napza kronis dapat menyebabkan berbagai penyakit pernapasan serius. Bronkitis kronis, ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas, adalah salah satu dampak yang umum. Emfisema, kondisi yang ditandai dengan kerusakan alveoli dan berkurangnya kemampuan paru-paru untuk mengambil oksigen, juga merupakan komplikasi serius dari penggunaan napza jangka panjang. Kondisi ini menyebabkan sesak napas, batuk kronis, dan penurunan kualitas hidup secara signifikan.
Peningkatan Risiko Infeksi Saluran Pernapasan
Pengguna napza kronis memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi saluran pernapasan, seperti pneumonia dan bronkitis akut. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kerusakan pada mekanisme pertahanan alami paru-paru, supresi sistem imun, dan peningkatan paparan patogen melalui berbagi alat hisap atau kontak dengan lingkungan yang tidak higienis.
Kerusakan Alveoli Paru-paru Akibat Merokok Ganja
Merokok ganja dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan alveoli secara bertahap. Asap ganja mengandung berbagai zat iritan yang menyebabkan peradangan dan kerusakan pada dinding alveoli. Proses ini dapat menyebabkan berkurangnya luas permukaan alveoli yang berfungsi, sehingga mengurangi efisiensi pertukaran gas dan menyebabkan sesak napas. Selain itu, zat-zat tertentu dalam ganja dapat memicu reaksi inflamasi yang memperparah kerusakan alveoli.
Perbedaan Dampak Jangka Panjang antara Pengguna Tembakau dan Heroin
Penggunaan tembakau dan heroin memiliki dampak yang berbeda terhadap sistem pernapasan. Penggunaan tembakau jangka panjang lebih sering dikaitkan dengan bronkitis kronis, emfisema, dan kanker paru-paru. Sementara itu, penggunaan heroin, meskipun dapat menyebabkan kerusakan paru-paru langsung, lebih sering dikaitkan dengan komplikasi seperti abses paru-paru dan pneumonia akibat depresi sistem imun dan peningkatan risiko infeksi. Namun, penting untuk diingat bahwa penggunaan gabungan berbagai napza dapat memperburuk dampak negatif terhadap sistem pernapasan.
Dampak Nafza terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut
Penggunaan napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif) dalam jangka panjang berdampak signifikan terhadap kesehatan tubuh, termasuk kesehatan gigi dan mulut. Kerusakan yang ditimbulkan tidak hanya bersifat estetis, tetapi juga dapat menyebabkan masalah kesehatan serius yang memerlukan perawatan intensif dan berpotensi mengancam nyawa.
Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut pada Pengguna Nafza
Pengguna napza seringkali mengalami berbagai masalah kesehatan gigi dan mulut. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kurangnya perawatan kebersihan mulut, pola makan yang buruk, dan efek langsung zat adiktif terhadap jaringan lunak dan keras di rongga mulut.
- Karies gigi (gigi berlubang)
- Penyakit periodontal (penyakit gusi)
- Xerostomia (mulut kering)
- Gigi patah atau rusak
- Infeksi oral
Mekanisme Kerusakan Gigi dan Penyakit Gusi Akibat Nafza
Beberapa jenis napza secara langsung merusak gigi dan gusi. Misalnya, penggunaan metamfetamin (sabu) sering dikaitkan dengan kebiasaan menggertakkan gigi (bruxism) yang dapat menyebabkan kerusakan email gigi dan patahnya gigi. Selain itu, banyak pengguna napza mengabaikan kebersihan mulut, menyebabkan penumpukan plak dan karang gigi yang memicu karies dan penyakit periodontal. Beberapa jenis napza juga dapat menekan sistem imun, membuat pengguna lebih rentan terhadap infeksi oral.
Hubungan Nafza dan Peningkatan Risiko Kanker Mulut
Penggunaan tembakau dan alkohol, yang sering dikonsumsi bersamaan dengan jenis napza lainnya, merupakan faktor risiko utama kanker mulut. Beberapa jenis napza juga dapat secara langsung merusak sel-sel di rongga mulut, meningkatkan kemungkinan perkembangan sel kanker. Kurangnya perawatan kesehatan dan kebiasaan hidup yang tidak sehat pada pengguna napza semakin meningkatkan risiko ini.
Hubungan Jenis Nafza dengan Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut
Berikut tabel yang menunjukkan hubungan antara jenis napza dengan masalah kesehatan gigi dan mulut spesifik. Perlu diingat bahwa ini merupakan gambaran umum dan dampaknya bisa bervariasi tergantung pada frekuensi dan durasi penggunaan, serta faktor individu lainnya.
Jenis Nafza | Masalah Gigi dan Mulut | Penjelasan | Contoh |
---|---|---|---|
Metamfetamin (sabu) | Karies gigi, penyakit periodontal, bruxism, gigi patah | Bruxism dan kurangnya perawatan kebersihan mulut akibat efek psikologis. | Penggunaan jangka panjang menyebabkan kerusakan email gigi yang signifikan, bahkan kehilangan gigi. |
Kokain | Xerostomia, karies gigi | Efek vasokonstriksi mengurangi aliran saliva, meningkatkan risiko karies. | Mulut kering kronis meningkatkan risiko infeksi dan kerusakan gigi. |
Heroin | Penyakit periodontal, infeksi oral | Penurunan imunitas dan kurangnya perawatan kebersihan mulut. | Munculnya abses gusi dan infeksi yang sulit disembuhkan. |
Alkohol | Kanker mulut, penyakit periodontal | Iritasi langsung pada jaringan mulut, meningkatkan risiko infeksi. | Peradangan kronis pada gusi yang menyebabkan kerusakan jaringan. |
Contoh Kasus Kerusakan Gigi dan Mulut Akibat Penggunaan Jangka Panjang Sabu
Seorang pasien laki-laki berusia 40 tahun, pengguna sabu jangka panjang, datang dengan keluhan gigi sensitif dan nyeri gusi. Pemeriksaan menunjukkan kerusakan email gigi yang signifikan, beberapa gigi patah, dan penyakit periodontal stadium lanjut. Pasien juga mengalami xerostomia berat dan terdapat beberapa lesi putih di mukosa bukal. Kondisi ini memerlukan perawatan intensif, termasuk penambalan gigi, pembersihan karang gigi dalam, dan perawatan penyakit periodontal.
Meskipun telah dilakukan perawatan, kerusakan gigi yang terjadi sudah bersifat permanen dan membutuhkan perawatan jangka panjang.
Penuaan Dini Akibat Penggunaan Nafza: Salah Satu Pengaruh Jangka Panjang Terhadap Fisik Pengguna Nafza Adalah
Penggunaan napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif) dalam jangka panjang dapat memicu penuaan dini. Proses ini terjadi melalui berbagai mekanisme yang merusak sel dan jaringan tubuh, mempercepat proses penuaan alami dan menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Mekanisme percepatan penuaan ini kompleks dan melibatkan beberapa faktor, termasuk kerusakan oksidatif, inflamasi kronis, dan gangguan pada proses perbaikan seluler. Efek negatif ini bukan hanya terbatas pada penampilan fisik, tetapi juga berdampak pada fungsi organ vital dan meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis.
Mekanisme Percepatan Penuaan oleh Nafza
Napza, terutama alkohol, tembakau, dan kokain, menghasilkan radikal bebas yang meningkatkan stres oksidatif. Kondisi ini merusak sel dan DNA, mengganggu proses perbaikan sel, dan menyebabkan penumpukan kerusakan seluler seiring waktu. Selain itu, penggunaan napza seringkali dikaitkan dengan pola hidup yang tidak sehat, seperti kurang tidur, kurang olahraga, dan pola makan yang buruk, yang semakin memperparah proses penuaan.
Inflamasi kronis juga merupakan faktor penting. Banyak napza memicu respons inflamasi dalam tubuh, yang jika berkelanjutan, dapat merusak jaringan dan mempercepat proses penuaan. Gangguan pada sistem hormonal juga dapat terjadi, mempengaruhi produksi kolagen dan elastin, protein penting untuk menjaga kekenyalan dan elastisitas kulit.
Tanda-Tanda Penuaan Dini Terkait Penggunaan Nafza Kronis
Individu yang menggunakan napza kronis seringkali menunjukkan tanda-tanda penuaan dini yang lebih cepat dibandingkan dengan kelompok kontrol seusianya. Tanda-tanda ini dapat meliputi munculnya keriput lebih awal, kulit kendur, dan rambut menipis atau berubah warna lebih cepat.
Dampak Nafza terhadap Kesehatan Kulit dan Rambut
Penggunaan napza secara signifikan mempengaruhi kesehatan kulit dan rambut. Kulit dapat menjadi kusam, kering, dan mudah iritasi. Produksi kolagen dan elastin berkurang, menyebabkan kulit kehilangan elastisitas dan munculnya kerutan prematur. Rambut dapat menjadi rapuh, mudah patah, dan kehilangan kilaunya. Pada kasus yang parah, bahkan dapat terjadi kerontokan rambut yang signifikan.
Ilustrasi Perubahan Kulit dan Rambut Akibat Penggunaan Jangka Panjang Alkohol
Bayangkan kulit seseorang yang sebelumnya kenyal dan bercahaya, kini terlihat kering, kusam, dan dipenuhi kerutan yang dalam, terutama di sekitar mata dan mulut. Warna kulitnya tampak tidak merata, dengan bintik-bintik hiperpigmentasi. Rambutnya yang dulunya lebat dan berkilau kini tampak tipis, rapuh, dan mudah patah. Warnanya mungkin lebih pucat atau kusam dari sebelumnya. Teksturnya kasar dan kehilangan kelembapan alami.
Pengaruh Nafza terhadap Fungsi Organ dan Percepatan Penuaan Sel
- Kerusakan hati: Alkohol, misalnya, dapat menyebabkan sirosis hati, yang mempercepat penuaan sel hati dan mengurangi fungsi organ.
- Penurunan fungsi ginjal: Beberapa napza dapat merusak nefron, unit fungsional ginjal, sehingga mengurangi kemampuan ginjal untuk menyaring limbah dan mempercepat proses penuaan ginjal.
- Kerusakan sistem kardiovaskular: Penggunaan napza dapat meningkatkan tekanan darah, meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, dan mempercepat penuaan pembuluh darah.
- Gangguan sistem saraf: Napza dapat merusak sel-sel saraf, menyebabkan penurunan fungsi kognitif dan mempercepat penuaan otak.
- Penurunan imun: Penggunaan napza kronis dapat menekan sistem imun, meningkatkan kerentanan terhadap infeksi dan mempercepat proses penuaan sel secara umum.
Ringkasan Akhir
Kesimpulannya, penyalahgunaan NAPZA berdampak signifikan terhadap kesehatan fisik, salah satunya adalah percepatan proses penuaan. Dampak ini tidak hanya estetis, tetapi juga memengaruhi fungsi organ dan kualitas hidup secara keseluruhan. Penting untuk menyadari bahaya penyalahgunaan NAPZA dan mencari bantuan profesional jika mengalami masalah kecanduan. Mencegah lebih baik daripada mengobati, dan langkah awal untuk hidup sehat adalah dengan menghindari penggunaan NAPZA.