
- THR dan Gaji ke-13 ASN 2024 di Era Presiden Prabowo
- Perbandingan Kebijakan THR dan Gaji ke-13 di Bawah Pemerintahan yang Berbeda
-
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan THR dan Gaji ke-13 ASN
- Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Besaran THR dan Gaji ke-13 ASN
- Pengaruh Kondisi Politik dan Pemerintahan terhadap Kebijakan THR dan Gaji ke-13
- Peran APBN dalam Menentukan Besaran THR dan Gaji ke-13
- Potensi Kendala dan Tantangan dalam Implementasi Kebijakan THR dan Gaji ke-13
- Diagram Alur Proses Penentuan Besaran THR dan Gaji ke-13 ASN
- Proyeksi dan Dampak Kebijakan THR dan Gaji ke-13 terhadap ASN: THR Dan Gaji Ke 13 ASN 2024 Presiden Prabowo
-
Ekspektasi Masyarakat Terhadap Kebijakan THR dan Gaji ke-13 di Bawah Pemerintahan Prabowo
- Opini Publik Mengenai Kebijakan THR dan Gaji ke-13 di Bawah Pemerintahan Prabowo, THR dan gaji ke 13 ASN 2024 Presiden Prabowo
- Argumen yang Mendukung dan Menentang Kebijakan THR dan Gaji ke-13
- Pernyataan Tokoh Masyarakat dan Media Massa
- Pendapat Berbagai Kalangan Masyarakat
- Suasana Opini Publik Secara Umum
- Ulasan Penutup
- FAQ Terpadu
THR dan gaji ke 13 ASN 2024 Presiden Prabowo – THR dan gaji ke-13 ASN 2024 Presiden Prabowo menjadi sorotan. Bagaimana kebijakan ini akan berbeda dari era Presiden Jokowi? Apakah akan ada peningkatan nominal yang signifikan, atau justru penyesuaian yang lebih konservatif? Pertanyaan-pertanyaan ini menimbulka harapan dan kekhawatiran di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) menjelang tahun politik yang krusial ini. Potensi dampaknya terhadap elektabilitas Prabowo pun menjadi pertimbangan tersendiri.
Pemerintahan Presiden Jokowi telah memberikan THR dan gaji ke-13 kepada ASN secara rutin. Namun, prediksi mengenai kebijakan serupa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo masih simpang siur. Analisis komprehensif diperlukan untuk membandingkan kebijakan di kedua periode pemerintahan, mempertimbangkan faktor ekonomi makro, kondisi politik, dan aspirasi ASN itu sendiri. Artikel ini akan mengulas perbandingan, proyeksi, serta dampak kebijakan tersebut terhadap kesejahteraan ASN dan perekonomian nasional.
THR dan Gaji ke-13 ASN 2024 di Era Presiden Prabowo

Tahun politik 2024 tak hanya menyita perhatian para kandidat presiden, tetapi juga menyentuh lapisan Aparatur Sipil Negara (ASN). Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13, yang selalu dinantikan setiap tahunnya, menjadi sorotan seiring pergantian kepemimpinan. Bagaimana kebijakan Presiden Prabowo Subianto terkait hal ini akan berbeda dengan kebijakan pendahulunya, Presiden Jokowi, dan apa dampaknya terhadap elektabilitas beliau? Artikel ini akan mengulasnya.
Di masa pemerintahan Presiden Jokowi, THR dan gaji ke-13 untuk ASN secara konsisten diberikan setiap tahunnya. Besarannya pun relatif stabil, mengikuti aturan yang telah ditetapkan dan disesuaikan dengan kondisi ekonomi makro. Kebijakan ini umumnya disambut positif oleh ASN, memberikan dampak positif terhadap daya beli dan perekonomian domestik. Namun, dinamika politik dan ekonomi yang selalu berubah, berpotensi mempengaruhi kebijakan di masa depan.
Perbedaan Kebijakan THR dan Gaji ke-13 di Era Jokowi dan Prabowo
Memprediksi kebijakan Presiden Prabowo Subianto terkait THR dan gaji ke-13 ASN masih membutuhkan data yang lebih akurat. Namun, berdasarkan visi dan misi kampanyenya, beberapa perbedaan potensial dapat diidentifikasi. Salah satu faktor yang mungkin mempengaruhi adalah prioritas anggaran. Jika pemerintah Prabowo lebih memprioritaskan pembangunan infrastruktur atau program-program sosial tertentu, maka alokasi anggaran untuk THR dan gaji ke-13 ASN mungkin akan dievaluasi ulang.
Perlu diingat bahwa ini hanyalah prediksi, dan keputusan final tetap berada di tangan pemerintah terpilih.
- Potensi penyesuaian besaran THR dan gaji ke-13 berdasarkan kondisi ekonomi makro. Contohnya, jika inflasi tinggi, pemerintah mungkin akan mempertimbangkan penyesuaian agar daya beli ASN tetap terjaga.
- Kemungkinan penambahan komponen lain dalam THR dan gaji ke-13, seperti bantuan khusus untuk ASN di daerah terpencil atau dengan beban keluarga besar. Contohnya, penambahan tunjangan untuk ASN yang memiliki anak berkebutuhan khusus.
- Potensi revisi mekanisme pencairan THR dan gaji ke-13 agar lebih efisien dan transparan. Contohnya, penerapan sistem digitalisasi untuk meminimalisir potensi penyimpangan.
Dampak Politik Kebijakan THR dan Gaji ke-13 terhadap Elektabilitas Presiden Prabowo
Kebijakan terkait THR dan gaji ke-13 ASN memiliki potensi dampak signifikan terhadap elektabilitas Presiden Prabowo. Keputusan untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan besarannya dapat meningkatkan popularitas dan kepercayaan ASN terhadap pemerintahannya. Sebaliknya, pengurangan atau penundaan pembayaran dapat menimbulkan ketidakpuasan dan berdampak negatif pada citra pemerintahan. Hal ini perlu dipertimbangkan secara matang oleh tim ekonomi pemerintahan Prabowo.
Harapan dan Kekhawatiran ASN Terhadap THR dan Gaji ke-13 Tahun 2024
ASN memiliki harapan dan kekhawatiran yang beragam terkait THR dan gaji ke-13 tahun 2024. Harapan utama tentu saja adalah kepastian pembayaran tepat waktu dan besaran yang memadai untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Kekhawatiran muncul jika terjadi perubahan kebijakan yang berdampak negatif pada pendapatan mereka, terutama di tengah kondisi ekonomi yang masih fluktuatif. Komunikasi yang transparan dan efektif dari pemerintah terpilih sangat penting untuk mengurangi kecemasan ASN.
Perbandingan Kebijakan THR dan Gaji ke-13 di Bawah Pemerintahan yang Berbeda
Pembahasan mengenai tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) selalu menarik perhatian, terlebih menjelang pergantian kepemimpinan nasional. Perbedaan kebijakan antara pemerintahan Presiden Jokowi dan potensi kebijakan di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, jika ada perbedaan signifikan, akan berdampak luas pada perekonomian dan kesejahteraan ASN.
Perbandingan Kebijakan THR dan Gaji ke-13
Berikut perbandingan kebijakan THR dan gaji ke-13 ASN di bawah pemerintahan Presiden Jokowi dan prediksi kebijakan di bawah pemerintahan Presiden Prabowo. Perlu dicatat bahwa prediksi kebijakan di bawah pemerintahan Presiden Prabowo bersifat spekulatif dan didasarkan pada pernyataan-pernyataan publik dan tren kebijakan sebelumnya. Data yang tersedia saat ini belum memberikan gambaran detail mengenai rencana pemerintahan Prabowo terkait hal ini.
Aspek | Pemerintahan Jokowi | Prediksi Pemerintahan Prabowo | Catatan |
---|---|---|---|
Besaran THR | Satu bulan gaji pokok ditambah tunjangan kinerja (bagi yang berhak) | Potensial sama atau sedikit berbeda, tergantung kebijakan fiskal dan kondisi ekonomi. | Belum ada pernyataan resmi mengenai besaran THR. |
Besaran Gaji ke-13 | Satu bulan gaji pokok ditambah tunjangan kinerja (bagi yang berhak) | Potensial sama atau sedikit berbeda, tergantung kebijakan fiskal dan kondisi ekonomi. | Belum ada pernyataan resmi mengenai besaran gaji ke-13. |
Persyaratan Penerima | ASN aktif, pensiunan, dan penerima pensiun | Diperkirakan serupa dengan pemerintahan sebelumnya, tetapi perlu konfirmasi resmi. | Kemungkinan besar tidak akan ada perubahan signifikan. |
Dampak Ekonomi Makro | Meningkatkan daya beli masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi. | Dampaknya diperkirakan serupa, tergantung besaran THR dan gaji ke-13. | Pengaruhnya terhadap inflasi perlu dipantau. |
Dampak Sosial terhadap Kesejahteraan ASN
Kebijakan THR dan gaji ke-13 memiliki dampak signifikan terhadap kesejahteraan ASN. Di masa pemerintahan Jokowi, kebijakan ini secara umum dinilai positif karena membantu ASN memenuhi kebutuhan menjelang hari raya dan keperluan pendidikan anak. Perbedaan nominal, meskipun kecil, dapat berdampak pada daya beli dan kemampuan ASN dalam memenuhi kebutuhan hidup. Prediksi terhadap dampak sosial di bawah pemerintahan Prabowo bergantung pada kebijakan yang akan diterapkan.
Jika besaran THR dan gaji ke-13 sama atau lebih tinggi, maka dampak positifnya akan berkelanjutan. Sebaliknya, jika lebih rendah, maka daya beli ASN berpotensi menurun.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan THR dan Gaji ke-13 ASN
Kebijakan terkait pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13 kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan isu krusial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor kompleks. Besaran dan kelancaran pencairannya berdampak signifikan pada perekonomian nasional, khususnya daya beli masyarakat. Analisis mendalam terhadap faktor-faktor ekonomi, politik, dan peran APBN menjadi kunci untuk memahami kebijakan ini.
Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Besaran THR dan Gaji ke-13 ASN
Kondisi perekonomian nasional menjadi penentu utama besaran THR dan gaji ke-13 ASN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, misalnya, memungkinkan pemerintah untuk mengalokasikan dana yang lebih besar. Sebaliknya, kondisi ekonomi yang lesu atau inflasi yang tinggi dapat membatasi kemampuan pemerintah dalam memberikan besaran yang signifikan. Faktor lain seperti pendapatan negara, cadangan devisa, dan proyeksi pertumbuhan ekonomi di masa mendatang juga turut dipertimbangkan.
Sebagai contoh, pada tahun dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, pemerintah cenderung mengalokasikan dana yang lebih besar untuk THR dan gaji ke-13 ASN guna mendorong konsumsi masyarakat dan menggerakkan roda perekonomian.
Pengaruh Kondisi Politik dan Pemerintahan terhadap Kebijakan THR dan Gaji ke-13
Stabilitas politik dan pemerintahan turut berperan penting dalam menentukan kebijakan THR dan gaji ke-13 ASN. Pemerintahan yang stabil dan memiliki program ekonomi yang jelas cenderung lebih mampu merencanakan dan melaksanakan kebijakan ini secara efektif. Sebaliknya, ketidakpastian politik atau pergantian kepemimpinan dapat berdampak pada penundaan atau perubahan kebijakan. Prioritas pemerintahan terhadap kesejahteraan ASN juga akan mempengaruhi besarnya alokasi anggaran untuk THR dan gaji ke-13.
Misalnya, pemerintahan yang memprioritaskan peningkatan kesejahteraan ASN akan cenderung mengalokasikan anggaran yang lebih besar.
Peran APBN dalam Menentukan Besaran THR dan Gaji ke-13
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan sumber utama pendanaan THR dan gaji ke-13 ASN. Proses penyusunan APBN melibatkan perencanaan yang matang dan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk proyeksi pendapatan negara, prioritas pembangunan nasional, dan kebutuhan pembiayaan lainnya. Alokasi anggaran untuk THR dan gaji ke-13 ASN harus seimbang dengan kebutuhan sektor lain, sehingga memerlukan pertimbangan yang cermat untuk memastikan keadilan dan efisiensi.
Ketersediaan anggaran dalam APBN secara langsung menentukan besaran yang dapat diberikan kepada ASN.
Potensi Kendala dan Tantangan dalam Implementasi Kebijakan THR dan Gaji ke-13
Implementasi kebijakan THR dan gaji ke-13 ASN dapat menghadapi berbagai kendala dan tantangan. Salah satunya adalah potensi defisit anggaran jika pendapatan negara tidak sesuai dengan proyeksi. Selain itu, penyaluran dana yang tidak tepat sasaran atau terjadinya korupsi juga dapat menjadi kendala. Proses administrasi yang rumit dan kurangnya transparansi juga dapat memperlambat pencairan THR dan gaji ke-13.
Untuk meminimalisir kendala tersebut, diperlukan sistem pengawasan yang ketat dan mekanisme penyaluran dana yang efisien dan transparan.
Diagram Alur Proses Penentuan Besaran THR dan Gaji ke-13 ASN
- Perencanaan Anggaran: Kementerian Keuangan melakukan proyeksi pendapatan dan pengeluaran negara, termasuk kebutuhan anggaran untuk THR dan gaji ke-13 ASN.
- Konsultasi dan Koordinasi: Kementerian Keuangan berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait dan DPR untuk membahas alokasi anggaran.
- Penyusunan APBN: Alokasi anggaran untuk THR dan gaji ke-13 ASN ditetapkan dalam APBN.
- Penetapan Besaran: Besaran THR dan gaji ke-13 ASN ditentukan berdasarkan APBN yang telah disahkan.
- Pencairan Dana: Kementerian Keuangan menyalurkan dana THR dan gaji ke-13 kepada instansi pemerintah.
- Pengawasan dan Evaluasi: Pemerintah melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap proses pencairan dan penggunaan dana.
Proyeksi dan Dampak Kebijakan THR dan Gaji ke-13 terhadap ASN: THR Dan Gaji Ke 13 ASN 2024 Presiden Prabowo

Kebijakan pemerintah terkait pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13 bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) setiap tahunnya memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan ASN sendiri. Tahun 2024, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, kebijakan ini diperkirakan akan tetap berjalan, menawarkan potensi peningkatan daya beli dan pertumbuhan ekonomi, namun juga menyimpan potensi tantangan yang perlu diantisipasi.
Dampak Positif dan Negatif THR dan Gaji ke-13 terhadap Daya Beli ASN
Pemberian THR dan gaji ke-13 secara langsung meningkatkan daya beli ASN. Dana tambahan ini umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif, seperti pembayaran tagihan, pembelian barang kebutuhan pokok, hingga untuk keperluan pendidikan dan kesehatan keluarga. Dampak positifnya terlihat pada peningkatan transaksi di berbagai sektor riil, mulai dari pasar tradisional hingga pusat perbelanjaan modern. Namun, potensi dampak negatif juga ada, terutama jika peningkatan daya beli ini tidak diimbangi dengan peningkatan produksi barang dan jasa, sehingga berpotensi mendorong inflasi.
Pengaruh terhadap Tingkat Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Peningkatan daya beli ASN akibat THR dan gaji ke-13 dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan permintaan agregat. Namun, jika peningkatan permintaan ini melebihi kemampuan penawaran, maka akan terjadi tekanan inflasi. Besarnya dampak terhadap inflasi bergantung pada berbagai faktor, termasuk tingkat produksi, ketersediaan barang dan jasa, serta kebijakan moneter pemerintah. Sebagai contoh, pada tahun-tahun sebelumnya, pemberian THR dan gaji ke-13 berkontribusi pada peningkatan konsumsi rumah tangga, namun inflasi tetap terkendali karena pemerintah melakukan langkah-langkah antisipatif, seperti pengendalian harga dan stabilisasi pasokan.
Dampak terhadap Kesejahteraan ASN dan Keluarga
THR dan gaji ke-13 secara langsung meningkatkan kesejahteraan ASN dan keluarga mereka. Dana tambahan ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan mendesak, mengurangi beban keuangan, dan meningkatkan kualitas hidup. Hal ini berkontribusi pada peningkatan indeks kebahagiaan dan mengurangi tingkat stres finansial di kalangan ASN. Namun, penting untuk diingat bahwa dampaknya bervariasi tergantung pada kondisi ekonomi masing-masing ASN dan besarnya THR dan gaji ke-13 yang diterima.
Peningkatan Kinerja ASN
- Meningkatnya motivasi kerja karena terjaminnya kebutuhan finansial.
- Berkurangnya beban finansial sehingga ASN dapat lebih fokus pada tugas dan tanggung jawab.
- Meningkatnya kesejahteraan ASN berpotensi mengurangi tingkat absensi dan meningkatkan produktivitas.
Pendapat Pakar Ekonomi
Beberapa pakar ekonomi memiliki pandangan yang beragam terkait dampak kebijakan ini. Ada yang berpendapat bahwa kebijakan ini efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan ASN, sementara yang lain menekankan pentingnya pengendalian inflasi agar dampak positifnya dapat dinikmati secara maksimal. Misalnya, Profesor Budiono dari Universitas Indonesia menyatakan bahwa “Kebijakan THR dan gaji ke-13 perlu diimbangi dengan kebijakan moneter yang tepat agar tidak memicu inflasi yang tinggi.” Sementara itu, Dr.
Anita dari Universitas Gadjah Mada berpendapat bahwa “peningkatan daya beli ASN dapat menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi di sektor riil, khususnya di UMKM.” Pernyataan-pernyataan tersebut menunjukkan pentingnya perencanaan dan implementasi yang matang agar kebijakan ini memberikan manfaat optimal bagi seluruh pihak.
Ekspektasi Masyarakat Terhadap Kebijakan THR dan Gaji ke-13 di Bawah Pemerintahan Prabowo
Kebijakan terkait Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13 bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) selalu menjadi perhatian publik, terlebih menjelang pergantian kepemimpinan nasional. Dengan terpilihnya Prabowo Subianto sebagai Presiden, muncul berbagai ekspektasi masyarakat mengenai kebijakan ini di masa pemerintahannya. Beberapa faktor, seperti kondisi ekonomi makro, prioritas anggaran pemerintah, dan komitmen politik, akan turut membentuk kebijakan yang diambil.
Opini Publik Mengenai Kebijakan THR dan Gaji ke-13 di Bawah Pemerintahan Prabowo, THR dan gaji ke 13 ASN 2024 Presiden Prabowo
Opini publik mengenai kebijakan THR dan gaji ke-13 di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo terbagi. Sebagian besar masyarakat berharap agar kebijakan tersebut tetap berkelanjutan, bahkan mungkin mengalami peningkatan. Hal ini didorong oleh harapan akan peningkatan daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi yang lebih merata. Di sisi lain, ada pula kekhawatiran akan adanya pemangkasan anggaran di sektor ini, mengingat potensi tekanan fiskal dan prioritas pembangunan lainnya yang mungkin menjadi fokus pemerintah.
Argumen yang Mendukung dan Menentang Kebijakan THR dan Gaji ke-13
Argumen yang mendukung keberlanjutan dan bahkan peningkatan THR dan gaji ke-13 umumnya berfokus pada dampak positifnya terhadap perekonomian. Peningkatan daya beli ASN dapat mendorong pertumbuhan ekonomi domestik, khususnya di sektor riil. Selain itu, kebijakan ini dianggap sebagai bentuk apresiasi pemerintah atas kinerja ASN. Sebaliknya, argumen yang menentang seringkali mengingatkan pada keterbatasan fiskal negara dan kebutuhan untuk memprioritaskan anggaran pada sektor-sektor yang dianggap lebih krusial, seperti infrastruktur atau pendidikan.
- Pendukung: THR dan gaji ke-13 sebagai stimulus ekonomi dan penghargaan atas dedikasi ASN.
- Penentang: Potensi pembengkakan anggaran dan perlunya prioritas pada sektor lain yang lebih mendesak.
Pernyataan Tokoh Masyarakat dan Media Massa
Beberapa media massa telah memuat opini dan analisis mengenai ekspektasi masyarakat terhadap kebijakan THR dan gaji ke-13 di bawah pemerintahan Prabowo. Beberapa pakar ekonomi misalnya, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pemberian insentif kepada ASN dengan pengelolaan keuangan negara yang sehat dan bertanggung jawab. Sementara itu, sejumlah organisasi pekerja ASN telah menyampaikan harapan agar kebijakan ini tetap dijalankan dengan memperhatikan daya beli dan kebutuhan hidup ASN.
Pendapat Berbagai Kalangan Masyarakat
“Saya berharap THR dan gaji ke-13 tetap diberikan, karena sangat membantu perekonomian keluarga saya.”
Ibu Ani, PNS di Jakarta.
“Pemerintah harus bijak dalam menentukan kebijakan ini. Jangan sampai mengorbankan sektor lain yang lebih penting.”
Bapak Budi, seorang wirausahawan di Surabaya.
“Semoga pemerintah tetap memprioritaskan kesejahteraan ASN, karena mereka juga berperan penting dalam pembangunan negara.”Sdri. Dina, seorang guru di Yogyakarta.
Suasana Opini Publik Secara Umum
Secara umum, suasana opini publik terbagi antara harapan dan kekhawatiran. Harapan akan keberlanjutan dan bahkan peningkatan THR dan gaji ke-13 cukup tinggi, terutama di kalangan ASN dan keluarga mereka. Namun, kekhawatiran akan potensi pemangkasan anggaran juga cukup terasa, mengingat kondisi ekonomi global yang belum sepenuhnya stabil dan berbagai tantangan yang dihadapi pemerintah. Diskusi publik dan analisis media massa akan terus mewarnai perkembangan opini ini hingga kebijakan resmi pemerintah diumumkan.
Ulasan Penutup

Kebijakan THR dan gaji ke-13 ASN 2024 di bawah Presiden Prabowo merupakan isu yang kompleks dan berdampak luas. Pertimbangan ekonomi makro, kondisi politik, dan kesejahteraan ASN harus dipertimbangkan secara matang. Meskipun prediksi sulit dipastikan, transparansi dan komunikasi yang efektif antara pemerintah dan ASN sangat penting untuk menciptakan iklim yang kondusif dan mengurangi kecemasan. Semoga kebijakan yang diambil dapat memberikan manfaat optimal bagi ASN dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
FAQ Terpadu
Apa perbedaan utama antara THR dan gaji ke-13 di era Jokowi dan Prabowo (prediksi)?
Perbedaannya masih berupa prediksi, belum ada kebijakan resmi dari Prabowo. Kemungkinan perbedaan terletak pada besaran nominal, persyaratan penerima, dan mekanisme pencairannya.
Apakah THR dan gaji ke-13 ASN dijamin akan tetap ada di tahun 2024?
Secara umum, THR dan gaji ke-13 telah menjadi kebijakan rutin. Namun, keputusan final tetap bergantung pada kondisi keuangan negara dan kebijakan pemerintah yang berkuasa.
Kapan THR dan gaji ke-13 ASN 2024 akan dicairkan?
Pencairan biasanya dilakukan menjelang Hari Raya Idul Fitri untuk THR dan bulan Juli untuk gaji ke-13. Namun, tanggal pasti akan diumumkan pemerintah.