
- Besaran UMR Semarang 2025
- Peraturan Terkait UMR Semarang 2025
- Dampak UMR Semarang 2025 terhadap Pekerja
- Dampak UMR Semarang 2025 terhadap Pengusaha
-
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Semarang terkait UMR 2025
- Hubungan UMR Semarang 2025 dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang
- Dampak UMR terhadap Investasi dan Lapangan Kerja di Semarang
- Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Semarang dengan Berbagai Skenario Kenaikan UMR
- Faktor-faktor Lain yang Memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Semarang
- Optimalisasi Dampak UMR terhadap Pertumbuhan Ekonomi Semarang
- Penutup
UMR Semarang 2025 menjadi sorotan penting bagi pekerja dan pengusaha di Kota Atlas. Proyeksi kenaikan UMR di tahun mendatang tidak hanya berdampak pada daya beli masyarakat, tetapi juga pada dinamika ekonomi Semarang secara keseluruhan. Bagaimana prediksi besaran UMR Semarang 2025? Apa saja faktor yang mempengaruhinya, dan bagaimana dampaknya terhadap berbagai sektor? Artikel ini akan mengulas secara komprehensif berbagai aspek terkait UMR Semarang 2025.
Penetapan UMR Semarang 2025 merupakan proses yang kompleks, melibatkan pertimbangan berbagai faktor ekonomi, sosial, dan politik. Analisis mendalam terhadap tren kenaikan UMR tahun-tahun sebelumnya, perbandingan dengan kota-kota besar lain di Jawa Tengah, serta dampaknya terhadap biaya produksi dan profitabilitas usaha menjadi kunci pemahaman yang komprehensif. Selain itu, peraturan pemerintah yang mengatur penetapan UMR, mekanisme pengawasan, hingga solusi untuk mengatasi potensi masalah yang timbul akibat penetapan UMR juga akan dibahas secara rinci.
Besaran UMR Semarang 2025

Upah Minimum Regional (UMR) Semarang selalu menjadi perhatian bagi pekerja dan pengusaha di Kota Atlas. Kenaikan UMR setiap tahunnya mencerminkan dinamika ekonomi dan kebutuhan hidup masyarakat. Proyeksi UMR Semarang 2025 menjadi topik yang menarik untuk dibahas, mengingat tren kenaikan beberapa tahun terakhir dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Artikel ini akan mencoba memberikan gambaran mengenai besaran UMR Semarang 2025 yang diprediksi, serta membandingkannya dengan kota-kota besar lain di Jawa Tengah.
Prediksi UMR Semarang 2025
Memprediksi UMR Semarang 2025 memerlukan analisis tren kenaikan UMR tahun-tahun sebelumnya. Mengacu pada kenaikan UMR Semarang beberapa tahun terakhir yang cenderung progresif, diperkirakan UMR Semarang 2025 akan mengalami peningkatan. Besaran pastinya tentu akan ditentukan oleh pemerintah daerah setelah mempertimbangkan berbagai faktor ekonomi dan sosial. Sebagai gambaran, jika kita asumsikan tren kenaikan serupa dengan tahun-tahun sebelumnya, maka angka UMR Semarang 2025 dapat diproyeksikan di kisaran tertentu.
Namun, perlu diingat bahwa ini hanyalah proyeksi dan angka pasti akan diumumkan secara resmi oleh pemerintah.
Perbandingan UMR Semarang 2025 dengan Kota Lain di Jawa Tengah
Untuk memahami posisi UMR Semarang 2025, penting untuk membandingkannya dengan UMR kota-kota besar lain di Jawa Tengah. Perbedaan UMR antar kota dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tingkat perekonomian, inflasi, dan kebutuhan hidup. Kota-kota seperti Surakarta dan Yogyakarta biasanya memiliki UMR yang juga cukup tinggi. Perbandingan ini akan memberikan gambaran lebih komprehensif mengenai daya saing upah di wilayah Jawa Tengah.
Tabel Perbandingan UMR Semarang (2022-2025)
Tabel berikut ini menyajikan perbandingan UMR Semarang dari tahun 2022 hingga proyeksi tahun 2025. Data tahun 2022, 2023, dan 2024 merupakan data resmi, sementara data tahun 2025 merupakan proyeksi berdasarkan tren kenaikan sebelumnya. Perlu diingat bahwa angka-angka ini bersifat estimasi dan dapat berbeda dengan angka resmi yang akan diumumkan nantinya.
Tahun | UMR Semarang (Rp) | Kenaikan (%) | Catatan |
---|---|---|---|
2022 | (Data Resmi) | – | Data Resmi Pemerintah |
2023 | (Data Resmi) | (Data Resmi) | Data Resmi Pemerintah |
2024 | (Data Resmi) | (Data Resmi) | Data Resmi Pemerintah |
2025 (Proyeksi) | (Angka Proyeksi) | (Angka Proyeksi) | Proyeksi berdasarkan tren kenaikan |
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan UMR Semarang 2025
Penetapan UMR Semarang 2025 dipengaruhi oleh beberapa faktor penting. Faktor-faktor tersebut meliputi inflasi, pertumbuhan ekonomi, tingkat kebutuhan hidup layak, serta perkembangan sektor industri di Kota Semarang. Selain itu, peraturan pemerintah terkait upah minimum juga menjadi pertimbangan utama dalam menentukan besaran UMR. Keseimbangan antara kepentingan pekerja dan pengusaha juga menjadi pertimbangan penting dalam proses penetapan.
Dampak Penetapan UMR Semarang 2025 terhadap Perekonomian Kota Semarang
Penetapan UMR Semarang 2025 akan berdampak signifikan terhadap perekonomian kota. Kenaikan UMR dapat meningkatkan daya beli masyarakat, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, di sisi lain, kenaikan UMR juga dapat meningkatkan biaya produksi bagi pengusaha, yang berpotensi mempengaruhi daya saing industri di Semarang. Oleh karena itu, keseimbangan antara peningkatan kesejahteraan pekerja dan keberlanjutan usaha menjadi hal yang krusial.
Peraturan Terkait UMR Semarang 2025
Penetapan UMR (Upah Minimum Regional) Semarang 2025 diatur oleh regulasi pemerintah pusat dan daerah. Prosesnya melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, serikat pekerja, hingga pengusaha. Memahami regulasi ini krusial bagi pekerja dan pengusaha di Semarang agar hak dan kewajiban masing-masing terpenuhi.
Dasar Hukum Penetapan UMR di Indonesia
Penetapan UMR di Indonesia, termasuk di Semarang, berlandaskan pada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan peraturan turunannya. UU ini mengatur tentang hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha, termasuk penetapan upah minimum. Pemerintah daerah kemudian menerjemahkan regulasi pusat ini ke dalam peraturan daerah (Perda) yang spesifik untuk wilayahnya. Peraturan-peraturan ini menjadi acuan utama dalam proses penetapan UMR Semarang 2025.
Prosedur Penetapan UMR Semarang 2025
Penetapan UMR Semarang 2025 melibatkan beberapa tahapan penting. Proses ini biasanya diawali dengan kajian dan perhitungan yang mempertimbangkan berbagai faktor ekonomi, seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan kebutuhan hidup layak. Hasil kajian tersebut kemudian dibahas dan diputuskan melalui forum tripartit yang melibatkan pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja. Setelah kesepakatan tercapai, UMR resmi diumumkan oleh pemerintah daerah.
- Kajian dan Perhitungan: Pemerintah daerah melakukan kajian ekonomi untuk menentukan besaran UMR yang proporsional.
- Forum Tripartit: Diskusi dan negosiasi antara pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja untuk mencapai kesepakatan.
- Pengumuman Resmi: Pemerintah daerah mengumumkan UMR Semarang 2025 secara resmi melalui Keputusan Gubernur atau peraturan daerah terkait.
Poin-Poin Penting Peraturan Terkait UMR Semarang 2025
Beberapa poin penting dalam peraturan terkait UMR Semarang 2025 yang perlu diperhatikan meliputi:
- Besaran UMR Semarang 2025 akan diumumkan secara resmi oleh pemerintah daerah.
- UMR merupakan upah minimum yang wajib dibayarkan oleh pengusaha kepada pekerja.
- Pengusaha dilarang membayar upah di bawah UMR, kecuali ada kesepakatan khusus yang menguntungkan pekerja dan sesuai regulasi.
- Pekerja berhak mendapatkan upah lembur sesuai peraturan yang berlaku.
- Terdapat sanksi bagi pengusaha yang melanggar peraturan terkait UMR.
Mekanisme Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa UMR di Semarang
Pemerintah daerah memiliki mekanisme pengawasan untuk memastikan kepatuhan pengusaha terhadap peraturan UMR. Jika terjadi sengketa terkait UMR, pekerja dapat menempuh jalur penyelesaian melalui lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial, seperti Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kota Semarang atau jalur hukum.
Langkah-Langkah Pekerja Jika Hak UMR Tidak Dipenuhi
Jika pekerja merasa hak UMR-nya tidak dipenuhi, beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Mengajukan komplain secara tertulis kepada perusahaan.
- Melaporkan kepada Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kota Semarang.
- Mencari bantuan dari serikat pekerja atau organisasi buruh.
- Menempuh jalur hukum jika mediasi dan upaya lain gagal.
Dampak UMR Semarang 2025 terhadap Pekerja

Penetapan UMR (Upah Minimum Regional) Semarang 2025 akan berdampak signifikan terhadap kehidupan pekerja di berbagai sektor. Kenaikan UMR, meskipun diharapkan meningkatkan kesejahteraan, juga berpotensi menimbulkan tantangan bagi pengusaha dan pekerja itu sendiri. Analisis menyeluruh terhadap dampak positif dan negatifnya menjadi krusial untuk merumuskan kebijakan yang tepat dan berkeadilan.
Dampak Positif dan Negatif UMR Semarang 2025 terhadap Pekerja
Penetapan UMR Semarang 2025 memiliki sisi positif dan negatif yang perlu dipertimbangkan. Dampaknya bervariasi tergantung sektor pekerjaan, skala usaha, dan produktivitas pekerja.
- Dampak Positif: Peningkatan daya beli pekerja, meningkatkan standar hidup, mengurangi kesenjangan ekonomi, dan mendorong peningkatan produktivitas karena motivasi kerja yang lebih tinggi. Di sektor informal, peningkatan UMR dapat menjadi acuan untuk meningkatkan upah mereka, meskipun secara tidak langsung.
- Dampak Negatif: Potensi PHK bagi perusahaan skala kecil dan menengah (UKM) yang kesulitan memenuhi kewajiban upah, peningkatan harga barang dan jasa akibat kenaikan biaya produksi, dan potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi jika tidak diimbangi dengan peningkatan produktivitas.
Pengaruh UMR Semarang 2025 terhadap Daya Beli Pekerja
Kenaikan UMR Semarang 2025 secara langsung berdampak pada daya beli pekerja. Dengan upah yang lebih tinggi, pekerja memiliki kemampuan yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti makanan, perumahan, pendidikan, dan kesehatan. Namun, dampak ini juga bergantung pada tingkat inflasi. Jika inflasi lebih tinggi daripada kenaikan UMR, maka daya beli pekerja tidak akan meningkat secara signifikan, bahkan bisa menurun.
Sebagai contoh, jika UMR naik 10% tetapi inflasi mencapai 12%, maka daya beli pekerja justru mengalami penurunan. Hal ini menuntut pemerintah untuk mengendalikan inflasi agar kenaikan UMR benar-benar berdampak positif terhadap kesejahteraan pekerja.
Penentuan UMR Semarang 2025 mendatang tentu mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kondisi perekonomian daerah. Salah satu aspek yang tak kalah penting adalah iklim, yang secara tidak langsung memengaruhi produktivitas pekerja. Kondisi cuaca Semarang yang cenderung panas dan lembap, seperti yang bisa dilihat di situs prakiraan cuaca cuaca Semarang , akan turut dipertimbangkan dalam perhitungan besaran UMR agar tetap relevan dan berkeadilan bagi para pekerja.
Dengan demikian, UMR Semarang 2025 diharapkan mampu mengakomodasi berbagai dinamika, termasuk tantangan iklim yang dihadapi kota ini.
Pendapat Ahli Mengenai Dampak UMR terhadap Kesejahteraan Pekerja di Semarang
“Peningkatan UMR harus diimbangi dengan peningkatan produktivitas agar tidak membebani pengusaha dan justru merugikan pekerja itu sendiri. Pemerintah perlu memfasilitasi pelatihan dan pengembangan keterampilan pekerja untuk meningkatkan daya saing mereka,” ujar Prof. Dr. Budi Santoso, pakar ekonomi dari Universitas Semarang (nama universitas dan ahli fiktif untuk ilustrasi).
Tantangan Implementasi UMR Semarang 2025
Implementasi UMR Semarang 2025 menghadapi beberapa tantangan, antara lain pengawasan kepatuhan perusahaan, penyesuaian upah bagi pekerja dengan produktivitas rendah, dan dampak terhadap UKM yang rentan terhadap kenaikan biaya operasional.
- Pengawasan yang kurang efektif dapat menyebabkan perusahaan tidak mematuhi aturan UMR, merugikan pekerja.
- Perusahaan mungkin kesulitan menyesuaikan upah pekerja dengan produktivitas yang berbeda, terutama di sektor informal.
- Kenaikan UMR dapat mengancam keberlangsungan UKM yang memiliki margin keuntungan tipis.
Solusi Mengatasi Potensi Masalah UMR Semarang 2025
Untuk meminimalisir dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif UMR Semarang 2025, diperlukan beberapa solusi strategis.
- Peningkatan pengawasan dan penegakan hukum: Pemerintah perlu meningkatkan pengawasan kepatuhan perusahaan dalam membayar UMR dan memberikan sanksi tegas bagi yang melanggar.
- Program pelatihan dan pengembangan keterampilan: Pemerintah dan perusahaan perlu berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan keterampilan pekerja untuk meningkatkan produktivitas.
- Dukungan bagi UKM: Pemerintah perlu memberikan dukungan dan insentif bagi UKM agar dapat bertahan dan tetap mampu membayar UMR.
- Koordinasi antar stakeholder: Koordinasi yang baik antara pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja sangat penting untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
Dampak UMR Semarang 2025 terhadap Pengusaha
Penetapan UMR (Upah Minimum Regional) Semarang 2025 akan berdampak signifikan terhadap sektor usaha di kota tersebut. Kenaikan UMR, meskipun bertujuan meningkatkan kesejahteraan pekerja, juga menghadirkan tantangan bagi pengusaha dalam mengelola biaya produksi dan mempertahankan profitabilitas. Pemahaman yang komprehensif mengenai dampak ini krusial bagi keberlangsungan bisnis di Semarang.
Dampak terhadap Biaya Produksi dan Profitabilitas
Kenaikan UMR Semarang 2025 secara langsung meningkatkan komponen biaya tenaga kerja perusahaan. Besarnya dampak ini bergantung pada proporsi biaya tenaga kerja terhadap total biaya produksi. Bagi perusahaan padat karya, seperti industri garmen atau manufaktur skala kecil, dampaknya akan terasa lebih signifikan dibandingkan perusahaan yang lebih bergantung pada teknologi dan otomatisasi. Penurunan profitabilitas pun berpotensi terjadi jika perusahaan tidak mampu melakukan penyesuaian strategi bisnis yang tepat.
Strategi Pengusaha Menghadapi Kenaikan UMR
Untuk menghadapi kenaikan UMR, pengusaha di Semarang perlu menerapkan strategi yang terukur dan komprehensif. Tidak cukup hanya dengan memangkas keuntungan, perlu ada inovasi dan efisiensi operasional.
- Meningkatkan efisiensi operasional melalui otomatisasi dan teknologi.
- Mencari alternatif sumber daya manusia dengan biaya yang lebih kompetitif, misalnya melalui pelatihan dan pengembangan karyawan.
- Meninjau kembali struktur harga produk atau jasa untuk mengimbangi kenaikan biaya produksi.
- Mencari peluang pasar baru atau meningkatkan nilai jual produk untuk meningkatkan pendapatan.
- Bernegosiasi dengan supplier untuk mendapatkan harga bahan baku yang lebih kompetitif.
Ilustrasi Dampak Kenaikan UMR terhadap Struktur Biaya Perusahaan
Bayangkan sebuah perusahaan konveksi di Semarang dengan 100 karyawan. Sebelum kenaikan UMR, biaya gaji bulanan sebesar Rp 500 juta (Rp 5 juta/karyawan). Jika UMR naik 10%, maka biaya gaji menjadi Rp 550 juta. Jika perusahaan tidak mampu meningkatkan pendapatan atau melakukan efisiensi, maka margin keuntungan akan berkurang. Untuk menutupi selisih tersebut, perusahaan mungkin perlu menaikkan harga jual produk, mengurangi jumlah karyawan, atau mencari efisiensi di bagian lain, seperti pengadaan bahan baku.
Item Biaya | Sebelum Kenaikan UMR | Setelah Kenaikan UMR (10%) |
---|---|---|
Gaji Karyawan | Rp 500.000.000 | Rp 550.000.000 |
Bahan Baku | Rp 200.000.000 | Rp 200.000.000 |
Utilitas | Rp 50.000.000 | Rp 50.000.000 |
Total Biaya | Rp 750.000.000 | Rp 800.000.000 |
Ilustrasi di atas menunjukkan bagaimana kenaikan UMR dapat meningkatkan total biaya perusahaan. Dampaknya akan bervariasi tergantung pada struktur biaya masing-masing perusahaan.
Sektor Usaha yang Paling Terdampak
Sektor usaha yang padat karya dan memiliki margin keuntungan tipis akan paling terdampak oleh kenaikan UMR. Industri garmen, makanan dan minuman skala kecil, dan sektor jasa yang bergantung pada tenaga kerja manusia merupakan contoh sektor yang rentan terhadap dampak ini. Perusahaan di sektor ini perlu lebih agresif dalam menerapkan strategi efisiensi dan inovasi untuk bertahan.
Rekomendasi Kebijakan Pemerintah
Pemerintah perlu berperan aktif dalam membantu pengusaha menghadapi kenaikan UMR. Beberapa kebijakan yang dapat dipertimbangkan antara lain:
- Memberikan insentif fiskal kepada perusahaan yang berinvestasi dalam teknologi dan otomatisasi.
- Memberikan pelatihan dan pengembangan keterampilan kepada pekerja untuk meningkatkan produktivitas.
- Memfasilitasi akses permodalan bagi UMKM agar dapat beradaptasi dengan kenaikan UMR.
- Meningkatkan kemudahan berusaha dan mengurangi birokrasi.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Semarang terkait UMR 2025

Upah Minimum Regional (UMR) Semarang 2025 akan menjadi faktor penting yang memengaruhi dinamika ekonomi kota. Kenaikan UMR berpotensi mendorong peningkatan daya beli masyarakat, namun di sisi lain juga dapat berdampak pada biaya produksi bagi pelaku usaha. Memahami proyeksi pertumbuhan ekonomi Semarang dalam konteks kenaikan UMR ini krusial untuk merumuskan kebijakan yang tepat dan berkelanjutan.
Hubungan UMR Semarang 2025 dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang
Kenaikan UMR secara langsung berdampak pada biaya operasional perusahaan. Jika kenaikan UMR tidak diimbangi dengan peningkatan produktivitas dan efisiensi, perusahaan mungkin mengurangi jumlah karyawan atau bahkan menunda investasi. Sebaliknya, kenaikan UMR yang terkendali dan diiringi dengan peningkatan produktivitas dapat mendorong konsumsi rumah tangga, sehingga merangsang pertumbuhan ekonomi. Keseimbangan antara daya beli masyarakat dan daya saing industri menjadi kunci utama dalam menentukan dampak sebenarnya dari UMR terhadap pertumbuhan ekonomi Semarang.
Dampak UMR terhadap Investasi dan Lapangan Kerja di Semarang
Potensi dampak UMR terhadap investasi dan lapangan kerja di Semarang bersifat dinamis. Kenaikan UMR yang signifikan dapat mengurangi daya tarik investasi, khususnya bagi industri padat karya dengan margin keuntungan yang tipis. Namun, jika kenaikan UMR diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan infrastruktur pendukung, investasi justru dapat terdorong karena adanya pasar yang lebih besar dan tenaga kerja yang lebih terampil.
Pemerintah perlu memastikan tercipta iklim investasi yang kondusif, sehingga kenaikan UMR tidak menghambat pertumbuhan lapangan kerja.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Semarang dengan Berbagai Skenario Kenaikan UMR
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Semarang sangat bergantung pada berbagai faktor, termasuk laju inflasi, investasi, dan konsumsi. Berikut ini adalah proyeksi pertumbuhan ekonomi Semarang dengan berbagai skenario kenaikan UMR (data bersifat hipotetis dan untuk ilustrasi):
Skenario Kenaikan UMR | Pertumbuhan Ekonomi (%) | Investasi (%) | Lapangan Kerja (%) |
---|---|---|---|
Kenaikan Rendah (5%) | 5.5 – 6.0 | 4.0 – 4.5 | 2.0 – 2.5 |
Kenaikan Sedang (10%) | 5.0 – 5.5 | 3.5 – 4.0 | 1.5 – 2.0 |
Kenaikan Tinggi (15%) | 4.5 – 5.0 | 3.0 – 3.5 | 1.0 – 1.5 |
Catatan: Angka-angka di atas merupakan ilustrasi dan tidak merepresentasikan data riil. Proyeksi sebenarnya membutuhkan analisis yang lebih komprehensif dan data empiris yang akurat.
Faktor-faktor Lain yang Memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Semarang
Selain UMR, sejumlah faktor lain juga turut memengaruhi pertumbuhan ekonomi Semarang. Beberapa faktor tersebut antara lain: peningkatan infrastruktur, daya saing industri, iklim investasi, tingkat pendidikan dan keterampilan tenaga kerja, serta kebijakan pemerintah daerah. Semua faktor ini saling berkaitan dan memengaruhi satu sama lain. Penting untuk melihat UMR sebagai salah satu variabel dalam sistem ekonomi yang kompleks, bukan sebagai satu-satunya penentu pertumbuhan.
Optimalisasi Dampak UMR terhadap Pertumbuhan Ekonomi Semarang
Pemerintah Kota Semarang dapat mengoptimalkan dampak UMR terhadap pertumbuhan ekonomi dengan beberapa strategi. Di antaranya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan vokasi, peningkatan infrastruktur pendukung industri, penciptaan iklim investasi yang kondusif, dan peningkatan efisiensi birokrasi. Koordinasi yang baik antara pemerintah, pelaku usaha, dan serikat pekerja juga sangat penting untuk mencapai keseimbangan antara peningkatan kesejahteraan pekerja dan keberlanjutan usaha.
Penutup
UMR Semarang 2025 bukan sekadar angka, melainkan cerminan kompleksitas ekonomi dan sosial Kota Semarang. Prediksi kenaikannya membutuhkan perencanaan matang dari pemerintah, pengusaha, dan pekerja. Kolaborasi dan kesadaran bersama untuk menciptakan keseimbangan antara peningkatan kesejahteraan pekerja dan kelangsungan usaha menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan ekonomi yang dinamis.
Dengan pemahaman yang komprehensif terhadap implikasi UMR 2025, diharapkan tercipta suasana yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Semarang.